Kamis 01 Feb 2018 15:23 WIB

India akan Fokuskan Anggaran pada Petani

Anggaran tahun ini fokus pada penguatan ekonomi pertanian dan perdesaan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Perdana Menteri India Narendra Modi
Foto: AP/Saurabh Das
Perdana Menteri India Narendra Modi

REPUBLIKA.CO.ID,INDIA -- India memfokuskan anggarannya pada petani dan penduduk perdesaannya. Langkah ini dilakukan Perdana Menteri Narendra Modi untuk memenangkan dukungan rakyat pada pemilihan nasional tahun depan.

"Kami telah mengambil program untuk mengarahkan manfaat reformasi struktural dan pertumbuhan yang baik untuk menjangkau petani, kelompok masyarakat miskin dan rentan lainnya, dan mengangkat wilayah yang terbelakang," kata Menteri Keuangan Arun Jaitley kepada anggota parlemen di New Delhi pada hari Kamis (1/2), dilansir di Bloomberg.

"Anggaran tahun ini akan mengonsolidasikan tujuan ini dan terutama berfokus pada penguatan ekonomi pertanian dan perdesaan." tambahnya.

Jaitley akan memperluas tujuan defisit, berdasarkan dari beberapa sumber. Defisit anggaran untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret akan menjadi 3,5 persen dari produk domestik bruto, bukan 3,2 persen yang ditargetkan sebelumnya.

Sementara target untuk tahun depan akan ditetapkan sebesar 3,3 persen dan bukan 3 persen. Sebagian besar ekonom dalam survei Bloomberg masing-masing memperkirakan 3,5 persen dan 3,2 persen.

Investor telah skeptis terhadap sumpah lama pemerintah untuk memperbaiki keuangan publik - kenaikan yield membuat pasar obligasi negara tersebut berkinerja terburuk di Asia selama kuartal terakhir. Belanja yang lebih tinggi juga mempersulit kebijakan bank sentral, yang bertemu minggu depan untuk meninjau suku bunga di tengah percepatan inflasi.

PM Modi berjalan di garis batas fiskal, menurut Chetan Ahya, kepala ekonom Asia Morgan Stanley. Sementara pemerintah perlu mengambil langkah - seperti mungkin menurunkan pajak perusahaan - untuk meningkatkan pekerjaan perkotaan, Modi juga perlu meningkatkan transfer pedesaan untuk membantu meredakan tekanan pertanian yang memburuk, kata Ahya.

"Di latar belakang ada beberapa hasil pemilihan yang belum sesuai dengan partai yang berkuasa. Orang-orang mungkin sudah tidak sabar dalam hal kemajuan di tingkat mereka," kata Ahya. "Jadi ada tekanan pada pemerintah untuk melakukan sesuatu, sehingga beberapa kemajuan dibagikan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement