Selasa 30 Jan 2018 19:22 WIB

Ekonomi Digital Dipercaya Tingkatkan Daya Saing Nasional

Ekonomi digital tersebut bisa diterapkan pada proses produksi, pembiayaan, dan pasar.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo berpendapat, penerapan ekonomi digital merupakan solusi untuk meningkatkan daya saing nasional. Terlebih, menurutnya, ekonomi digital tersebut bisa diterapkan pada proses produksi, pembiayaan, dan pasar. Menurutnya, ini penting dilakukan karena prosesnya akan menjadi lebih efisien dan efektif.

Pemanfaatan era ekonomi digital ini tidak hanya untuk proses trading, namun juga untuk segitiga proses yang penting dalam peningkatan ekonomi. "Yakni produksi, pembiayaan, dan pasar," kata Soekarwo pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Hotel Bumi, Surabaya, Selasa (30/1).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu menjelaskan, keberadaan ekonomi digital akan mempermudah dan mempercepat transaksi di sisi produsen dan konsumen. Namun demikian, proses checking harus tetap dilakukan khususnya untuk produk agro, baik di sisi kualitas, taste, hingga pengemasan.

Terlebih, lanjut Soekarwo, untuk mendukung ekonomi digital ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan aturan tentang financial technology (fintech). "Saat ini, semua proses industri harus kita dorong ke sana, dan tentunya bukan hanya di bidang trader," ujar Pakde Karwo.

Pada kesempatan yang sama, Pakde Karwo juga memaparkan dua jenis inovasi pembiayaan yang diterapkan di Jatim. Kedua jenis inovasi yang dimaksud yakni fiscal engineering dan creative engineering.

Soekarwo mengungkapkan, inovasi ini sengaja diterapkan untuk mengatasi posisi Anggaran Pendapatan Belanjan Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang stagnan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. "Rekayasa pembiayaan perlu dilakukan melihat kondisi stagnasi anggaran yang ada," kata politikus Demokrat tersebut.

Terkait inovasi pembiayaan fiscal engineering, kata Pakde Karwo, di antaranya diterapkan melalui loan agreement Bank Jatim dengan Pemprov Jatim, serta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK). Pembiayaan loan agreement antara lain  untuk mendanai onfarm pada proses primer sekunder atau dinamakan Agro Maritim Financing.

Sedangkan untuk model pembiayaan creative engineering, diterapkan pada pinjaman bank dan non-bank, obligasi daerah, dan memperbanyak model Public Private Partnership (PPP). Selain itu, Jatim juga mengusulkan corporate bond yang secara prinsip disetujui, namun prinsipnya masih dipelajari oleh OJK.

"Pada pola corporate bond yang dijual adalah prospek proyeknya. Contoh, Prospek Pelabuhan Probolinggo dengan pengelola PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) Port Service, memiliki potensi 40 persen lebih efisien dibandingkan Tanjung Perak," ujar Soekarwo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement