REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Perusahaan Cryptocurrency uang digital, Coincheck kehilangan uang digital senilai 58 miliar yen usai dibobol oleh hacker. Perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut merilis terjadi peretasan oleh hacker dan mencuri 58 miliar yen atau setara 532 juta dolar Amerika dari uang nasabah Coincheck.
Hal tersebut membuat panik para pengguna uang virtual tersebut. Checkcoin Inc yang merupakan salah satu kripto-kardiak utama Jepang dalam situs japantimes.co.jp menjabarkan kronologi peretasan terjadi pada Jumat lalu (26/1). Menggunakan mata uang virtual NEM, tiba-tiba aset dari Coincheck berkurang drastis dan terkuras sebanyak 58 miliar yen.
Coincheck kemudian membekukan semua transaksi mata uang mereka untuk mencegah dampak yang lebih luas. Bitcoin adalah satu-satunya mata uang Coincheck yang masih ditransaksikan.
CEO Coincheck, Kochiro Wada mengatakan, pihak Coincheck sangat terkejut dan menyesal karena kejadian tersebut mengganggu transaksi dan kegiatan orang banyak yang menggunakan jasa mereka. "Kami sangat menyesal telah mengganggu pengguna dengan masalah ini," kata dia seperti dilansir japantimes.co.jp, Senin (29/1).
Sedangkan Wakil Presiden Perusahaan mata uang NEM berbasis di Singapura, Jeff McDonald mengatakan pihak NEM akan bekerja sama dengan Coincheck untuk menyelidiki kasus pencurian besar tersebut. "Kami berusaha membantu, kami akan melacak dana yang telah terkuras itu," kata dia.
Bukan di kali pertama, lonjakan permintaan teknologi blokchain juga sempat runtuh di Jepang pada tahun 2014. Hal tersebut menjadi sebab lahirnya revisi hukum terbaru untuk memperketat peraturan pertukaran mata uang virtual.
Penyedia pertukaran mata uang virtual, atau kriptocurrency diminta untuk mendaftarkan diri ke pemerintah dan menyerahkan laporan tahunan. Coincheck salah satu yang terdaftar di pemerintah Jepang.