Senin 29 Jan 2018 18:09 WIB

Perbankan Syariah Bersiap Go Public

Kini bank syariah sedang mencari investor strategis.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Minat Perbankan Syariah Naik. Petugas melayani nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta, Selasa (19/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Minat Perbankan Syariah Naik. Petugas melayani nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta, Selasa (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank syariah bersiap melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau go public. Tahun ini, BRI Syariah bakal melakukan Initial Public Offering (IPO). Disusul Bank Syariah Bukopin (BSB) yang akan go public pada 2020.

Direktur Utama Bank Syariah Bukopin, Saidi Mulia Lubis, menyatakan adanya rencana korporasi untuk menjadi perusahaan terbuka dengan IPO pada 2020. "Sebelum masuk ke sana kami lagi mencari strategic investor, prosesnya kan sedang berjalan," kata Saidi kepada wartawan di Kantor Pusat Bank Bukopin, Jakarta, Senin (29/1).
 
Saidi menambahkan, jika nantinya BSB jadi go public pada 2020, direksi berkeinginan sudah ada investor strategis yang lain supaya lebih menarik. "Harapannya bisa dari perbankan juga yang beda dengan Bank Bukopin sehingga bisa saling complement," imbuhnya.
 
Untuk menuju go public, BSB juga melakukan beberapa persiapan. Persiapan yang utama, BSB akan mengejar pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan. Sebab, di perbankan ada banyak ukuran yang dipakai dalam hal kualitas, baik kualitas produktif maupun rentabilitas.
 
Nantinya, pada 2020, posisi aset BSB diperkirakan mendekati Rp 15 triliun dengan modal inti sudah di atas dua triliun rupiah. Posisi rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BSB sebesar 20 persen per Desember 2017. Rasio CAR mengalami peningkatan cukup pesat dibandingkan posisi pada pertengahan 2017 yang sebesar 16 persen. Hal itu dikarenakan adanya pelunasan kredit dari salah satu grup perusahaan multifinance sebesar Rp 500 miliar.
 
Di sisi lain, tahun ini BSB akan mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 100 miliar dari Bank Bukopin. Suntikan modal direncanakan diberikan pada kuartal III 2018. Saidi menyebut, suntikan modal Rp 100 miliar tersebut akan dipakai untuk pengembangan usaha khususnya pembiayaan. Sebelumnya, pada 2017 BSB telah mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 200 miliar yang diberikan dalam dua tahap.
 
"Kami berharap dengan ditambah suntikan modal Rp 100 miliar, modal inti kami tembus satu triliun rupiah tahun ini, Insyaallah, menjadi BUKU 2," ucap Saidi.
 
Sementara itu, sebelumnya Direktur Utama BRI Syariah Moch Hadi Santoso, menyatakan BRI Syariah akan IPO tahun ini. Prosesnya masih menunggu izin dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hadi menyebut, persiapan IPO tersebut BRI Syariah telah melakukan analisis pasar. Selain itu, persiapan administrasi lainnya termasuk perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
"Persiapan sebagian kita langkah analisis mungkin sudah 50 persen, kembali lagi tinggal izin-izin dari Kementerian BUMN," kata Hadi kepada Republika.co.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Prosedur perizinannya, lanjut Hadi, BRI Syariah harus memperoleh izin dari BRI sebagai perusahaan induk. Kemudian izin dari Kementerian BUMN, selanjutnya izin dari OJK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement