Senin 29 Jan 2018 14:51 WIB

2017, Investor Properti di Indonesia Bersikap Hati-Hati

Investor mewaspadai perubahan kebijakan di tengah situasi politik yang tak pasti.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Proyek pengerjaan gedung bertingkat di Jakarta, Ahad (14/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Proyek pengerjaan gedung bertingkat di Jakarta, Ahad (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Colliers International, merilis laporan Asia Market Snapshot Q4 2017 dengan gambaran rinci tentang semua kinerja segmen properti di 13 pasar Asia selama kuartal terakhir 2017, Senin (29/1). Managing Director Capital Markets and Investment Services di Colliers International, Asia, Terence Tang, mengatakan tahun 2017 diakhiri dengan serangkaian aktivitas di seluruh wilayah yang menunjukkan sedikit mereda saat memasuki tahun baru.

"Sementara aktivitas ringan secara keseluruhan disaksikan di sebagian besar pasar dan sektor, segmen perkantoran di Hong Kong, Shanghai dan Singapura menonjol sebagai fokus utama bagi investor, menandakan prospek bisnis yang membaik didukung oleh rebound investasi, perdagangan dan manufaktur," ucapnya, Senin (29/1).

Terence Tang menjelaskan, sentimen di beberapa pasar negara berkembang, termasuk Indonesia dan India, tetap berhati-hati. Sebab, investor mengukur perubahan kebijakan dan peraturan di tengah lingkungan politik yang tidak pasti. Namun, perubahan dan rencana pembangunan ambisius yang terbentuk di kawasan ini akan menjadi pendorong utama peluang pada 2018 dan seterusnya.

Di Cina, misalnya, dua transaksi pembangunan kembali kota di Delta Sungai Mutiara di kuartal IV mencapai 1,1 miliar dolar AS. Sementara rencana pembangunan perkotaan berencana untuk mengubah Beijing, Shanghai dan Chengdu menjadi gerbang internasional atau kota global pada 2035 akan membuka jalan bagi perumahan yang menarik dan peluang investasi komersial.

Dalam hal hub utama Asia, aktivitas investasi di Hong Kong mendapatkan momentum lebih lanjut di kuartal IV, dengan rekor baru di pasar perumahan mewah. Mengingat jumlah pembeli dan pembeli kaya, pengembang lokal dan daratan Cina yang agresif, momentum kenaikan ini diperkirakan akan berlanjut sepanjang 2018, terutama di sektor perkantoran dan perumahan.

Singapura juga menyaksikan akhir yang kuat untuk tahun ini didukung oleh kondisi ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, dengan pengembang dan investor secara agresif mengejar kesepakatan di sektor residensial dan komersial. "Prospek ekonomi secara keseluruhan positif harus terus mendorong permintaan investasi di sektor-sektor ini dan mendorong partisipasi pengembang dalam penjualan kolektif dan lahan," imbuhnya.

Di Shanghai, kantor, taman bisnis dan aset campuran terus mendominasi fokus investor, terhitung 15 dari 17 total transaksi pada kuartal ini. Rencana untuk mengembangkan kota menjadi pusat keuangan dan inovasi nasional dan global akan membantu memastikan tujuan investasi en-blok paling aktif di Cina pada 2018.

Investasi tetap menjadi pendorong utama di balik akuisisi, yang mencakup 13 dari 17 transaksi, dengan jumlah 4 miliar dolar AS atau sekitar 93 persen dari total volume transaksi untuk kuartal IV. "Tren positif ini diperkirakan berlanjut sepanjang kuartal I 2018," ucapnya.

Sektor industri dan logistik juga menawarkan peluang investasi yang masuk akal di pasar seperti di Filipina, dimana masuknya investasi manufaktur dan kenaikan e-commerce mendorong permintaan. Serta Myanmar, dimana infrastruktur tetap terbatas namun keberhasilan zona ekonomi khusus yang ada mendorong investasi lokal dan asing.

Pertumbuhan yang berkelanjutan juga disaksikan di sektor hotel di Vietnam, di mana minat wisatawan meningkat dan tahun yang sukses sebagai tuan rumah APEC telah meningkatkan profil negara tersebut. Serta negara Thailand, di mana jumlah pengunjung terus meningkat dan memberikan kontribusi terhadap minat investasi perhotelan di kota- pusat.

Direktur Jasa Pasar Modal dan Investasi Colliers International Indonesia, Steve Atherton, mengatakan, bagi Indonesia, walaupun ada optimisme baru yang lebih hati-hati di antara investor asing di sektor properti, minat utama tetap mengakuisisi pendapatan yang ada yang menghasilkan gedung perkantoran dan bangunan logistik.

"Pada akhir pengembangan baru, minat pengembang asing sebagian besar masih berada di segmen apartemen menengah ke bawah, menengah dan menengah ke atas, serta pengembangan dan logistik campuran. Banyak investor baru mencari hubungan jangka panjang dengan satu atau lebih pengembang lokal berpengalaman di mana mereka dapat berinvestasi bersama dan mengembangkan beberapa proyek selama periode 5-10 tahun ke depan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement