REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (26/1), bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp 13.291 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.289 per dolar AS.
"Pergerakan mata uang rupiah sedikit tertahan, namun hal itu dinilai wajar mengingat mata uang domestik itu telah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (26/1).
Menurut dia, pelemahan rupiah disebabkan faktor teknikal, sehingga ruang bagi rupiah untuk kembali menguat terhadap dolar AS cukup terbuka seiring fundamental ekonomi nasional yang kondusif. Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga masih dibayangi sentimen negatif dari belum adanya kesepakatan mengenai anggaran pemerintah AS pada tahun 2018 oleh senat.
"Berbagai sentimen positif mengenai ekonomi dalam negeri, diharapkan masih bertahan sehingga menjaga fluktuasi rupiah tetap stabil," ujarnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa perekonomian di kawasan Eropa yang lebih baik akan menahan apresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Sejumlah investor optimistis terhadap perekonomian Eropa, kondisi itu akan menahan laju dolar AS," tuturnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika