Rabu 24 Jan 2018 17:52 WIB

BRI Raup Laba Rp 29,04 Triliun pada 2017

Perolehan laba tersebut tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Bank BRI
Foto: dok. Republika
Bank BRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp 29,04 triliun sepanjang tahun buku 2017 atau tumbuh 10,7 persen (year on year/yoy). Aset perseroan pun ikut terkerek naik dari Rp 1.003,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp 1.126,2 triliun pada akhir 2017 atau tumbuh sebesar 12,2 persen.

"Perolehan laba tersebut tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit dan berada di atas rata rata industri perbankan nasional," ujarDirektur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers Laporan Keuangan Bank BRI Triwulan IV 2017 di Jakarta, Rabu (24/01).

 

Haru merinci, penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp 739,3 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp 663,4 triliun. Ia mengaku, penyaluran kredit BRI masih didominasi oleh kredit kepada segmen UMKM yang mencapai 74,6 persen dari total portofolio kredit BRI. BRI menargetkan porfotolio kredit UMKM bisa terus meningkat hingga mencapai 80 persen dari total keseluruhan kredit BRI. Menurut Haru, loan to deposit ratio (LDR) BRI juga berada di kisaran angka yang ideal, yakni sebesar 87,8 persen.

 

"Penyaluran kredit BRI sebesar Rp 739,3 triliun didominasi oleh penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp 239,5 triliun, kredit konsumer Rp 114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp 197,8 triliun, dan kredit korporasi Rp 187,4 triliun," ujar Haru.

 

Haru mengaku, BRI berupaya terus menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu, ujarnya terlihat dari rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) pada akhir Desember 2017 sebesar 2,2 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan nasional.

 

Terkait penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI mampu menyalurkan pinjaman sebesar Rp 69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru selama periode Januari hingga Desember 2017. Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif.

 

"Apabila dihitung mundur sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, BRI telah berhasil menyalurkan KUR skema baru senilai Rp 155 triliun kepada lebih dari 8,6 juta debitur," ujarnya.

 

Pertumbuhan penyaluran kredit selaras dengan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga tumbuh mencapai double digit. Per akhir Desember 2017 DPK BRI sebesar Rp 841,7 triliun atau tumbuh 11,5 persen (yoy). Dana murah (CASA) pun masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi mencapai 59 persen.

 

"Ini sejalan dengan strategi perseroan di mana memang BRI fokus untuk menghimpun dana dana murah sehingga mampu menekan biaya operasional dan dapat memberikan suku bunga yang kompetitif bagi masyarakat," ujar Haru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement