REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan reshuffle Kabinet Kerja yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada Rabu pagi, (17/1) tidak terlalu berpengaruh ke aktivitas perdagangan di bursa. Pasalnya, reshuffle kali ini hanya pengisian jabatan yang ditinggalkan oleh pejabat sebelumnya.
"Karena memang yang baru akan lakukan kebijakan yang lama, mestinya demikian. Jadi proses (jabatannya) pun tinggal berlangsung satu sampai dua tahun lagi," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, (17/1).
Menurutnya, kebijakan umum pemerintah juga sudah jelas. Dengan begitu, kebijakan tersebut menjadi patokan investor dalam berinvestasi. "Jadi bukan lihat siapa orang yang diganti atau bukan membuat pemikiran lain. Yang dilihat adalah masterplan pemerintah, dalam hal ini rencana pembangunan jangka panjang," kata Samsul.
Dia menilai, selama ini pasar belum pernah terguncang akibat reshuffle. Meski begitu ia tidak memungkiri, beberapa sektor tertentu bisa terpengaruh bila reshuffle dilakukan pada pejabat di Kementerian Keuangan atau pun Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Saya kira untuk beberapa sektor yang berpengaruh seperti Kementerian Keuangan atau BUMN. Hanya saja pengaruhnya tidak signifikan hanya shock sebentar lalu ada adjustment dari investor dan rebalancing lagi," tuturnya.