REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memindahkan pusat data sistem perdagangannya ke lokasi yang lebih aman. Rencananya bulan depan pemindahan bisa dilakukan.
"Sistem kita memang sudah direncanakan untuk dipindahkan ke data center yang dalam lebih 'sophisticated'," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat. Ia mengungkapkan rencana tersebut sudah dimulai sejak tahun lalu.
Ia menjelaskan, lokasi baru tersebut nantinya memiliki daya tahan lebih baik dan dirancang khusus untuk mesin bursa. Hanya saja ia enggan menyebutkan lokasi detailnya.
"Jadi kita pindah dari tier-2 ke tier-3. Di sana bebas gangguan listrik, bahkan dijamin bebas binatang pengerat," ujarnya.
Meski begitu, Samsul menegaskan, rencana pemindahan tersebut tidak ada hubungannya dengan ambruknya selasar lantai satu tower dua Gedung BEI yang terjadi dua hari lalu. "Mesinnya saja yang pindah, di sini tetap digunakan sebagai office," tuturnya.
Di hari ambruknya selasar, direksi BEI berpikir untuk memindahkan kegiatan bursa ke Disaster Recovery Center (DRC) milik BEI. Hal itu akan dilakukan bila semua yang di dalam gedung tidak bisa diakses.
"Jadi kalau hari itu nggak bisa akses semua ke dalam gedung, semua karyawan akan kita lakukan operasional di DRC. Hanya saja kita diberi kelonggaran untuk bisa masuk, sehingga kita tetap bisa beroperasi dari gedung ini (tower satu Gedung BEI)," kata Samsul.