REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan kendaraan roda dua nasional mengalami penurunan pada 2017 di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan motor yakni kenaikan tarif listrik.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan 75 persen konsumen membeli motor secara kredit, sehingga kenaikan tarif listrik turut berpengaruh dengan keputusan untuk memboyong kendaraan baru.
"Kenaikan tarif listrik hampir 85 persen, sehingga mempengaruhi daya beli. Karena biaya pengeluaran menjadi bertambah," ungkap Sigit, Kamis (11/1).
Kemudian faktor lainnya yang mempengaruhi penurunan penjualan motor adalah biaya jasa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) yang harganya naik di atas 120 persen. Lalu, panen yang bergeser dan perubahan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mempengaruhi penjualan kendaraan roda dua ini.
Adapun penjualan sepeda motor pada 2017 mencapai 5,886 juta. Angka tersebut berada di bawah target AISI sebesar 5,9 juta unit. Sebelumnya puncak penjualan sepeda motor terjadi pada 2011 lalu, menembus hingga 8 juta unit. Namun, kemudian terus mengalami penurunan dari 2014 sebanyak 7,9 juta unit, diikuti 2015 sebanyak 6,5 juta unit, dan 2016 sebanyak 5,9 juta unit.
Baca juga: Penjualan Sepeda Motor Menurun Selama 2017