Kamis 11 Jan 2018 16:09 WIB

Ojek Makanan Balita, Cara Warga Bandung Melawan Gizi Buruk

Program Ojek Makanan Balita (Omaba) yang dibina oleh Pertamina.
Foto: pertamina
Program Ojek Makanan Balita (Omaba) yang dibina oleh Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Jika ada perempuan-perempuan inspiratif yang mampu memerangi gizi buruk di Indonesia, Vita Fatimah (50 tahun) adalah salah satunya. Berkat kegigihannya dalam memerangi kasus gizi buruk di Kota Bandung,  Vita Fatimah yang merupakan local hero Program CSR Ojek Makanan Balita (OMABA) yang dibina Pertamina, dinobatkan sebagai perempuan kreatif pada ajang 2nd All About Women.

Pemberian penghargan bertepatan Hari Ibu tersebut dilakukan Walikota Bandung Ridwan Kamil, (22/12) lalu.  Desember 2017. Vita menggagas kegiatan OMABA  pada tahun 2012 ketika dia mengetahui ada 22 kasus balita gizi buruk di Kecamatan Gedebage, yang direspon dengan pemberian makanan tambahan (PMT). Menurutnya penanganan balita gizi buruk dengan pemberian makanan tambahan selama tiga bulan dengan sepaket susu formula tidak efektif, dan tidak tepat sasaran.

“Kami sedih mendapati orang tua balita yang justru menjual susu formula tersebut ke warung agar bisa membeli beras. Hasil penjualan susu tersebut dikonsumsi balita tetap dengan lauk ala kadarnya, kadang hanya kerupuk dan kecap saja,” kata Vita.

Karena itu, Vita menggagas dibentuknya Komite Kesehatan Cisaranten Kidul pada tahun 2014 yang berinisiatif meluncurkan program kesehatan untuk balita dengan sistem jemput bola kepada balita. Hal ini dikarenakan PMT tidak efektif.

Sebagai langkah pertama Komite Kesehatan beranggotakan ibu rumah tangga tersebut belajar tentang kandungan gizi dalam menu masakan, yang dilanjutkan dengan membuat menu makanan sehat balita. Beberapa menu andalan antara lain nugget tempe dan ayam. “Semua menu yang kami buat dengan kandungan gizi yang tinggi, dengan bahan segar dan tanpa pengawet,” kata Vita. 

Setelah selesai memasak, anggota Komite Kesehatan berkeliling mengendarai sepeda motor mengantarkan makanan sehat kepada keluarga yang memiliki balita gizi buruk. Mereka tidak mengantarkan saja, tetapi juga memastikan makanan tersebut dikonsumsi oleh balita tersebut. “Kadang-kadang kami harus menyuapi karena orangtua anak-anak ada yang belum selesai kerja serabutan,” kata Vita.

Kegiatan tersebut juga dipantau melalui kegiatan posyandu seperti penimbangan dan pemeriksaan kesehatan balita. Lambat laun, makin banyak masyarakat yang merasakan manfaata OMABA, sehingga mereka memerlukan tambahan dana. HIngga akhirnya Pertamina melalui Terminal BBM Bandung Group memberikan dukungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

“Awalnya dari dukungan kegiatan Posyandu hingga akhirnya mengembangkan OMABA dan membantu satu unit motor sebagai pengantar makanan balita,” kata Vita.

Unit Manager Communication Pertamina Marketing Operation Region III Dian Hapsari Firasati menuturkan OMABA menjadi program percontohan dan diseminasi ke masyarakat se-kota Bandung dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Program ini berhasil mendapatkan beberapa penghargaan baik lokal maupun nasional. Bahkan, melalui program ini, TBBM Bandung Group berhasil meraih PROPER Emas Tahun 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement