Selasa 09 Jan 2018 19:58 WIB

Penjualan Surut, Gopro Berencana Diskon Produk

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Kamera GoPro
Foto: EPA
Kamera GoPro

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Produsen kamera GoPro Inc dikabarkan tengah mempertimbangkan diskon atas produk-produk mereka setelah penjualan perusahaan yang berbasis di California, AS itu surut di musim liburan tahun ini.

Pendapatan GoPro turun hampir 40 persen di kuartal akhir 2017 menjadi 340 juta dolar AS dibanding periode yang sama pada 2016. GoPro juga berencana menghentikan bisnis drone mereka, demikian dilansir BBC, Selasa (9/1).

Tahun ini, pelemahan penjualan di masa-masa libuaran memaksa GoPro harus mendiskon harga produk-produk utama mereka termasuk HERO5 Black untuk mendorong permintaan. Langkah ini akan memangkas pendapatan GoPro hingga 80 juta dolar AS.

GoPro sendiri sudah merumahkan lebih dari 250 staf dari total 1.250 pekerja pada September 2017 lalu. Mereka akan berhenti memproduksi kamera aerial karena pasar yang amat ketat dan regulasi cuaca yang kurang mendukung.

Gaji CEO GoPro pun terimbas pemotongan karena menyesuaikan kondisi bisnis. Woodman berharap semua upaya itu akan kembali mendorong profitabilitas di paruh ke dua 2018 mendatang. GoPro akan merilis lebih detail kinerja keuangan mereka pada Februari mendatang.

Harga saham GoPro juga ikut merosot pasca pengumuman itu. Namun, harga saham mereka kemudian membaik setelah ada rencana diskon.

Sejumlah laporan analisis penjualan menyarankan agar GoPro menggunakan jasa JP Morgan Chase untuk membantu menelaah pasar. Namun, CEO GoPro Nicholas Woodman menolak itu.

GoPro hanya mengatakan mereka akan membalikkan bisnis mereka. Sudah dua tahun belakangan ini GoPro merugi. Penarikan kembali kamera aerial Karma GoPro pada 2016 juga menjadi isu sendiri karena kecelakaan tak terduga.

CEO GoPro Nicholas Woodman sempat mengatakan, bila ada kesempatan, mereka juga ingin bisa bergabung dengan perusahaan induk agar bisnis mereka bisa makin besar.

Sejak didirikan pada 2004 lalu, GoPro memang terkenal dengan produk kamera yang kecil dan kamera video yang mudah dibawa. Saham GoPro sempat divaluasi sangat bagus saat mulai tercatat di Bursa Efek New York pada 2014, tapi merosot belakangan ini seiring makin ketatnya persaingan dengan ponsel pintar yang kameranya makin bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement