Selasa 09 Jan 2018 02:28 WIB

Percepat Pelarangan Batu Bara, Industri di Finlandia Protes

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
 Pembangkit tenaga berbahan batu bara di Wuhai, Cina.
Foto: Reuters/Jason Lee
Pembangkit tenaga berbahan batu bara di Wuhai, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID,HELSINKI -- Industri energi Finlandia bereaksi atas rencana Pemerintah Finlandia mempercepat pelarangan penggunaan batu bara pada 2025 dari sebelumnya pada 2030. Ketua Asosiasi Perusahaan Energi Finlandia, Jukka Leskela, mengatakan, penggunaan batu bara akan berkurang dengan sendirinya dalam satu dekade ke depan.

Namun, mempercepat pembatasan penggunaannya hanya akan meningkatkan biaya produksi batu bara. Pada akhirnya, konsumen atau perusahaanlah yang akan menanggung beban pajaknya, demikian dilansir Xinhua.

Menteri Lingkungan Hidup, Energi, dan Perumahan Finlandia Kimmo Tiilikainen mengatakan, proses penghentian penggunaan energi batu bara harus diakselerasi dan diganti ke gas alam. Tiilikainen mengumumkan Finlandia ingin mengakhiri era karbon.

Emisi gas rumah kaca sendiri 60 persennya berasal dari batu bara. Tiilikainen menyatakan Pemerintah Finlandia tengah menginvestigasi apakah penggunaan batu bara akan final dihentikan pada 2025 atau tetap pada 2030.

Tiilikainen menyatakan gas alam harus mulai dikenalkan untuk mengganti batu bara untuk jangka pendek. Insentif juga harus diberikan untuk mendorong itu. Untuk jangka panjang, bioenergi akan jadi sumber energi masa depan.

Media lokal Finlandia menyatakan penghentian penggunaan batu bara akan jadi titik tolak penggunaan gas alam yang justru sudah mulai ditinggalkan. Badan Statistik Finlandia mengonfirmasi, emisi gas karbon dioksida Finlandia naik enam persen dari 2015 ke 2016. Catatan 2017 sendiri belum tersedia.

Peningkatan emisi karbon itu dipicu meningkatnya pembakaran bahan bakar karbon, baik untuk produksi listrik maupun pemanas rumah. Saat ini, 1,2 juta warga Finlandia bergantung pada energi batu bara. Kota-kota utama di Helsinki menggunakan batu bara sebagai sumber energi utama mereka.

Sebagian besar pembangkit energi berbasis batu bara adalah BUMD. Finlandia sendiri tak punya tambang batu bara sehingga semua batu bara di sana adalah barang impor.

Belakangan ini, Finlandia mengimpor gas alam dari Rusia. Gas ini dialirkan melalui jaringan pipa yang telah dibangun pada 1960-an hingga 1970-an. Pemerintah Finlandia menyatakan membukaan kembali jalur gas ini akan segera dilakukan.

Jaringan gas di Finlandia merupakan bagian penghubung jaringan gas Baltik yang menghubungkan Finlandia dengan Estonia. Finlandia juga tengah membangun terminal pengisian gas alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement