Ahad 07 Jan 2018 10:25 WIB

Porsi EBT dalam Pembangkit Listrik Melonjak

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Energi terbarukan/ilustrasi.
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Porsi Energi Baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi pembangkit listrik terus mengalami peningkatan pada 2017. Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada pembangkit yang dibangun oleh PLN tetapi juga pembangkit yang dibangun oleh perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).

"Tercatat porsi EBT dalam bauran energi pembangkit listrik mencapai 12,52 persen realisasi per November 2017. Angka tersebut melebihi target APBN-P 2017 yang sebesar 11,96 persen. Utamanya dari PLTA dan PLTP," ungkap Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui keterangan tertulisnya, Ahad (7/1).

Bauran EBT sebesar 12,52 persen tersebut, terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 5 persen, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7,27 persen, dan EBT lainnya sekitar 0,25 persen.

Peningkatan produksi terlihat pada PLTP. Hingga November 2017, produksi listrik dari PLTP mencapai 11.560 Giga Watt hour (GWh), sementara tahun sebelumnya sebesar 10.656 GWh.

Selain PLTP, produksi listrik dari PLTA juga cukup baik dengan produksi sebesar 16.793 GWh, dimana 11.154 GWh dibangun oleh PLN, sisanya sebesar 5.639 GWh dibangun oleh IPP. Selain itu, produksi pembangkit listrik EBT lainnya menyumbang sebanyak 579 GWh dalam bauran energi pembangkit listrik tahun 2017.

Sepanjang tahun 2017, sebanyak 68 Power Purchase Agreement EBT telah ditandatangani dengan total kapasitas sekitar 1,2 Giga Watt. "Pengembangan EBT yang efisien terus kita dorong. Dari 68 PPA energi terbarukan tahun 2017, kita terus pastikan agar segera financial close dan konstruksi secepatnya," ungkap Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement