Ahad 07 Jan 2018 10:18 WIB

Uang Beredar Selama 2017 Tertinggi dalam Tiga Tahun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Rupiah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Rupiah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) telah mengedarkan uang kartal sebanyak Rp 694,5 triliun sepanjang 2017. Jumlah itu meningkat 13,4 persen dari 2016 yang hanya Rp 612,6 triliun.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menyatakan, pertumbuhan uang beredar pada akhir 2017 itu tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) paling banyak yakni pecahan Rp 100 ribu sebesar Rp 454 triliun. Sedangkan untuk uang logam, pecahan Rp 500 yang pengedarannya paling tinggi mencapai Rp 3,8 triliun.

Distribusi uang ke seluruh Indonesia pun meningkat 23,6 persen. Dalam melakukan distribusi, BI tidak hanya mengandalkan 44 kantor BI daerah tapi juga menggandeng perbankan baik bank milik negara (Himbara) maupun Bank Pembangunan Daerah (BPD) sehingga titik distribusi bertambah dari 114 menjadi 158.

"Kita punya kemampuan yang bisa hadirkan uang rupiah ke seluruh negeri. Ketersediaan uang kita cukup memadai untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat," kata Suhaedi kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat (5/1).

Ia menuturkan, ke depan akan menambah titik distribusi. Dengan begitu, uang rupiah bisa hadir di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia secara cepat.

"Kita sadari setiap kabupaten terdiri dari banyak kecamatan dan desa-desa. Jadi kita akan kembangkan agar program BI Jangkau secara bertahap," kata Suhaedi. Ia menambahkan, untuk menjalankan BI Jangkau, bank sentral bekerja sama pula dengan lembaga keuangan selain perbankan seperti Kantor Pos serta Pegadaian.

BI ingin memastikan masyarakat akan menerima uang kertas yang layak edar dan bukan uang lusuh. "Kita dari kantor pusat lakukan monitoring secara berkala. Uang lusuh tidak layak edar bisa segera disetor ke BI secepat mungkin untuk diganti dengan uang layak edar," ujarnya.

Pada 2017, uang yang masuk ke sistem perbankan (inflow) sebesar Rp 603,6 triliun. Lalu uang yang keluar (outflow) sebanyak Rp 684,9 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement