Sabtu 06 Jan 2018 16:44 WIB

Tahun 2018, Bisnis Investasi Dinilai Tetap Menarik

Investasi emas (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Investasi emas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2018 merupakan tahun yang sangat padat untuk masyarakat Indonesia. Hal itu disebabkan pada tahun ini sejumlah daerah mengadakan agenda pemilihan kepala daerahnya. Hal ini tentunya membuat banyak pihak memikirkan sejumlah cara untuk tetap melakukan usahanya dengan tenang.

Melihat hal tersebut, Direktur Kontak Perkasa Futures (KPF), Parlindungan Simanjuntak, menjelaskan bahwa agenda tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi sejumlah usaha di tanah air. "Yang ramai kan politik ya, usaha lain tidak akan memiliki pengaruh yang besar," katanya dalam siaran persnya, Sabtu (6/1).

Bisnis investasi berjangka menurut Parlindungan adalah salah satu usaha yang tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Pasalnya, di bisnis investasi dunia berjangka menggunakan mata uang asing dan emas. 

"Biasanya di awal tahun seperti ini, investasi dolar sangat menggiurkan. Tapi dengan adanya sejumlah keputusan dari pemerintah Amerika terkait suku bunga, saya tidak terlalu menyarankan," katanya.

Kontak Perkasamenyarankan investasi emas sangat cocok saat ini. "Perbandingannya terbalik. Ketika dolar negatif, emas justru positif. Emas akan tetap menggiurkan setidaknya sampai kuartal pertama tahun 2018," katanya.

Namun ia juga menekankan bahwa usaha seperti ini juga memiliki risiko. "Pasti ada. Tapi untuk meminimalisir hal tersebut perlu ada komunikasi yang baik antara investor dan perusahaan investasi tersebut,"tegasnya.

Parlindungan menambahkan, untuk melakukan investasi tersebut baiknya dijalankan bersama oleh perusahaan yang sudah memiliki kredibilitas tinggi seperti tercatat di BAPEPTI dan Bursa berjangka. "Apapun itu karena perusahaan yang baik setiap transaksi nya akan tercatat di bursa berjangka," ujarnya.

Tidak hanya itu, perusahaan investasi yang baik menurut Parlindungan tidak akan segan menjatuhkan sanksi untuk karyawannya bila ada main dengan investor. "Di kami tegas ada aturan tentang hal tersebut. Jadi tidak bisa sembarang soal bisnis investasi seperti ini," ujarnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement