Sabtu 06 Jan 2018 02:06 WIB

Musim Liburan, Konsumsi Avtur Melonjak 26 Persen

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Andi Nur Aminah
Pemeriksaan pengisian bahan bakar avtur di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Pemeriksaan pengisian bahan bakar avtur di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I mencatat peningkatan konsumsi avtur sebesar 26 persen selama musim libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2017. Kenaikan konsumsi avtur tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah kerja Pertamina MOR I, yang meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

General Manager Pertamina MOR I Erry Widiastono menuturkan, pada hari normal, konsumsi avtur biasanya berkisar 1.171 KL. Namun, di musim liburan kali ini penyaluran bahan bakar untuk pesawat itu melonjak 26 persen menjadi 1.477 KL.

Konsumsi tertinggi selama masa libur Natal dan Tahun Baru tercatat terjadi di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sultan Iskandar Muda yang melakukan suplai ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Provinsi Aceh. "Ada kenaikan penyaluran mencapai 134 persen atau menjadi 141 KL dibandingkan pada penyaluran harian normal sebesar 60 KL," tutur Erry, Jumat (5/1).

Di Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara, konsumsi avtur meningkat 43 persen. Penyaluran bahan bakar harian dalam posisi normal yang biasanya hanya 427 KL melonjak menjadi 610 KL.

Sementara, di Provinsi Riau, konsumsi avtur di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II yang disupplai oleh DPPU Sultan Syarif Kasim II mengalami kenaikan sebesar 11 persen. Disusul oleh Bandara Internasional Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat yang naik sebesar sembilan persen.

Di sisi lain, Pertamina MOR I juga mencatat adanya penurunan konsumsi avtur di Bandara Internasional Hang Nadim, Provinsi Kepulauan Riau. Penyaluran avtur ke bandara tersebut turun sebesar sembilan persen dari 293 KL menjadi 267 KL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement