Jumat 05 Jan 2018 04:39 WIB

Menkeu Alokasikan Anggaran Rp 2,5 Triliun untuk UMi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melakukan kunjungan ke Pasar Besar Malang, Kamis (4/1).
Foto: Wilda Fizriyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melakukan kunjungan ke Pasar Besar Malang, Kamis (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan telah mengalokasikan anggaran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sekitar Rp 2,5 triliun pada 2018. Hal ini diungkapkan bersamaan dengan permintaan koperasi untuk menambahkan anggaran UMi.

"Setelah ada persetujuan bersama DPR di 2017, ada tambahan Rp 2,5 triliun. Yang merasa dapat Rp 50 miliar dan menganggap kecil, pasti dapat itu tambahannya," kata Sri Mulyani dalam kunjungannya di Pasar Besar Malang, Kamis (4/1).

Sri Mulyani tak menampik, penambahan ini tak terlepas dari kebutuhan anggota koperasi atas pembiayaan UMi yang lebih banyak lagi. Apalagi anggota peminjam dana tersebut mencapai paling sedikit 800 ribu nasabah UMi. Sebelumnya, pemeirntah hanya menganggarkan Rp 1,5 triliun di 2017.

Di sisi lain, penambahan anggaran ini masih sangat berkaitan erat dengan keinginan Presiden Joko Widodo dalam memberikan manfaat pada masyarakat Indonesia. Salah satu pihak yang harus merasakan efek pembangunan, yakni para pelaku usaha kecil dan menengah.

Menurut Sri Mulyani, sudah ada puluhan juta masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan keuntungan dari UMi. Banyak rakyat kecil yang tak lagi terbebani untuk permasalahan modal usaha. Para ibu maupun bapak yang ingin membuka usaha tak lagi merasa takut mengingat bunga yang dipatok pemerintah sangat rendah.

"Dengan UMi, rakyat dapat uang untuk kerja dengan modal yang tak mencekik leher, halal dan amanah sehingga bisa menjalankan usaha serta rezeki yang baik untuk keluarga," tegasnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengutarakan, salah satu kendala dalam meningkatkan UMi. Hal ini berhubungan dengan masalah pencarian koperasi tepat yang bisa menjalankan UMi. Menurut dia, jumlah koperasi yang mampu menangani ini masih sedikit.

"Dan ini harus kita bina menjadi mampu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement