Rabu 03 Jan 2018 19:09 WIB

Ketimpangan Ekonomi Perdesaan di Sumbar Meningkat

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Ketimpangan sosial  (Ilustrasi)
Ketimpangan sosial (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Tingkat ketimpangan ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan Sumatra Barat menunjukkan tren peningkatan. Sebaliknya, ketimpangan di kota justru perlahan turun.

Ketimpangan ekonomi ini digambarkan oleh rasio gini, atau perbedaan pengeluaran antara masyarakat ekonomi teratas dan terbawah. Di Sumbar sendiri, rasio gini di desa pada September 2017 tercatat 0,288, terus merangkak naik dari angkanya di Maret 2017 0,276 dan September 2016 0,267.

Meski begitu, secara umum rasio gini di Sumatra Barat baik desa dan kota mengalami tren penurunan. Kepala BPS Perwakilan Sumatra Barat Sukardi menyebutkan, pada 2010 lalu, rasio gini Sumbar tercatat 0,325. Pada Maret 2017 lalu, angkanya juga sedikit lebih tinggi yakni 0,318. "Tren ketimpangan terus menurun," katanya, Rabu (3/1).

Berdasarkan tempat tinggal, rasio gini di perkotaan selalu lebih tinggi dibanding perdesaan. Pada September 2017, rasio gini perkotaan sebesar 0,309 atau turun 0,009 poin dibandingkan Maret 2017 sebesar 0,318 dan turun 0,003 poin dibandingkan periode sebelumnya di angka 0,312.

Sedangkan di wilayah perdesaan, meski secara umum menunjukkan tren penurunan, namun dalam kurun waktu satu tahun belakangan terjadi kenaikan tipis. September 2017 lalu, rasio gini bertengger di angka 0,288. Angka ini naik 0,012 poin dibanding Maret 2017 dan meningkat 0,021 poin dari capaian September 2016 sebesar 0,276.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement