REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Kediri, Jawa Timur, memrediksi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Kediri, Jawa Timur, yang berlangsung pada 2018 ini akan berpengaruh pada perputaran ekonomi di kota itu, yaitu terjadi penurunan.
"Tahun 2018 itu adalah tahun politik dan itu memengaruhi perputaran ekonomi, karena anggaran pemerintah banyak dipangkas untuk Pilkada. Dan, itu lumayan besar. Efeknya, tingkat pengaruhnya bisa sampai penurunan 7-10 persen," kata Wakil Ketua Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi Kadin Kota Kediri Setyo Hadi di Kediri, Selasa (2/1).
Ia mengatakan, perekonomian dimungkinkan dalam posisi lesu. Hal itu sebagai dampak dari anggaran pemerintah yang dipangkas. Padahal, anggaran itu bisa menggerakkan perekonomian kerakyatan.
"APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) berpengaruh untuk menggerakkan sektor perekonomian. Karena anggaran yang berbasis kerakyatan berkurang, sehingga ekonomi juga berkurang," ujarnya.
Di Kota Kediri, jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdata di bawah Kadin Kota Kediri, total 5.600 usaha. Mereka juga bergerak di berbagai sektor, baik makanan, minuman, jasa, serta beragam usaha lainnya. Namun, dari ribuan UMKM tersebut, mayoritas yang mendominasi makanan dan minuman.
Menurut dia, perekonomian di Kota Kediri, sebenarnya saat ini sudah mengalami kenaikan menjadi lebih baik. Hal itu juga didukung langkah dari pemerintah daerah yang memberikan beragam kemudahan pelayanan perizinan, termasuk memangkas pengajuan izin.
Bahkan, pemerintah kota juga memberikan kesempatan bagi pemilik UMKM untuk ikut berbagai pameran. Kegiatan itu banyak diselenggarakan di setiap agenda Kota Kediri. Selain di Kota Kediri, pameran juga banyak berlangsung di kota lain.
Sementara itu, di akhir 2017, harga sejumlah bahan pokok yang terpantau di Kota Kediri sempat mengalami kenaikan. Bahan pokok itu misalnya beras, cabai rawit besar, hingga telur dan sejumlah bahan pokok lainnya.
Di awal 2017, harga bahan pokok masih tinggi. Namun, sejumlah bahan pokok itu sudah mengalami penurunan. Misalnya, beras jenis bengawan yang harganya Rp 11.300 turun ketimbang pekan sebelumnya Rp 11.500 per kilogram. Minyak goreng dari sebelumnya Rp 12 ribu per 620 mililiter turun menjadi Rp 11.900. Telur ayam kini Rp 23.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 23.700 per kilogram.
Walaupun bisa dimungkinkan berpengaruh pada roda perekonomian, Setyo berharap pemilik usaha di Kota Kediri masih bisa bertahan. Pemilik UMKM juga bisa tetap bisa berproduksi.