Jumat 29 Dec 2017 13:42 WIB

Cuaca Ekstrem Masih akan Pengaruhi Penerbangan

Rep: Rahayu Subekti / Red: Reiny Dwinanda
Suasana penumpang saat menunggu pesawat di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana penumpang saat menunggu pesawat di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso mengatakan, cuaca ekstrem masih akan terjadi pada musim libur Tahun Baru 2018. Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi acuan Kemenhub.

"Cuaca ekstrem masih akan membayang-bayangi arus penerbangan sehingga hal ini juga harus diwaspadai agar tak sembarangan melakukan penerbangan," kata Agus di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (29/12).

Untuk mengatasi hal tersebut, Agus memastikan Kemenhub telah memberikan instruksi kepada penyelenggara penerbangan untuk dipatuhi. DIa mengatakan, penyelenggara penerbangan harus berkoordinasi dengan AirNAv untuk kehati-hatian.

"Saya minta, meski ada keterlambatan yang disebabkan persoalan cuaca jangan memaksakan diri. Kalau misalnya jarak pandang di bawah minimum, jangan melakukan penerbangan," ungkap Agus.

Jika ada keterlambatan penerbangan maka kompensasi terhadap penumpang harus diberikan. Agus mengimbau semua pihak memaklumi jika penundaan penerbangan terjadi akibat faktor cuaca. "Itu memang harus dilakukan karena harus mengutamakan keselamatan," jelasnya.

Agus menjelaskan, Kemenhub tetap melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap maskapai penerbangan. Terlebih, untuk maskapai yang memiliki pangsa pasar di atas tiga persen. "Salah satu komponen yang menjadi perhatian, tingkat ketepatan waktu," ungkap Agus.

Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN capaian ketepatan waktu ditargetkan 95 persen. Selanjutnya, Perpres No. 50 Tahun 2017 tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen menargetkan ketepatan waktu 88 persen.

Agus mengatakan, pencapaian ketepatan waktu maskapai Indonesia pada 2016 adalah 82,67 persen. "Kami mengharapkan target ketepatan waktu 2017 sebesar 85 persen dapat tercapai," ujar Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement