Kamis 28 Dec 2017 17:23 WIB

BTN Targetkan Pertumbuhan Kredit 2018 Sebesar 24 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
 Direktur Utama Bank BTN Maryono.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama Bank BTN Maryono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit pada 2018 mencapai sebesar 24 persen year on year (yoy). Peningkatan kredit tersebut akan didorong oleh penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Program Sejuta Rumah.

Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan selama 2017, Bank dengan kode saham BBTN mencatatkan kinerja yang positif. Pertumbuhan aset, kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat di atas 18 persen lebih tinggi dari perbankan nasional hanya tumbuh di kisaran 10 persen.

 

"Dengan pencapaian tersebut, kami optimistis pada akhir tahun ini Bank BTN bisa menembus peringkat lima besar perbankan nasional," kata Maryono melalui siaran pers, Kamis (28/12).

 

Dilatarbelakangi kinerja yang positif tersebut, BTN mematok target pertumbuhan moderat pada 2018. Target jangka pendek dan menengah BTN memperkuat posisinyanya di bidang perumahan dengan mendukung realisasi Program Sejuta Rumah.

 

Sejumlah strategi dipasang untuk mendorong pertumbuhan kredit. BTN fokus pada penyaluran kredit perumahan dengan menyasar segmen mass dan perluasan pada segmen affluent serta emerging affluent.

 

Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB), BTN membidik pertumbuhan kredit mencapai kurang lebih 24 persen pada 2018. Angka tersebut jauh di atas rata-rata target industri perbankan yang dihimpun OJK yang hanya sebesar 13-14 persen.

 

"Program Sejuta Rumah masih menjadi pendorong utama kredit Bank BTN, karena itu kami akan optimal mendukung pemerintah untuk program subsidi baik Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga, Bantuan Uang Muka maupun Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)," jelas Maryono.

 

Sementara untuk strategi pendanaan masih diintensifkan untuk mengejar dana murah. Target DPK Bank BTN pada 2018 sebesar 24 persen dengan porsi dana murah sebesar 48-49 persen dari total DPK. Angka tersebut juga di atas rata-rata target perbankan secara umum sebesar 14 persen.

 

"Persaingan perebutan DPK akan sangat ketat pada 2018, kami akan melakukan sejumlah strategi di antaranya meningkatkan CASA, meningkatkan DPK komersil berbasis construction value chain, dan pendanaan institusi berbasis KPR dan memperluas wholesale funding, penerbitan surat utang, (obligasi), pinjaman, Negotiable Certificate Deposit (NCD), ataupun pinjaman luar negeri," ucap Maryono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement