Rabu 27 Dec 2017 21:00 WIB

Pertamina Siap Kelola Blok Mahakam, Ini Langkahnya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah, Peciko dan South Mahakam (SPS) yang merupakan tempat pengolahan minyak dan gas bumi dari Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Rabu (27/12).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah, Peciko dan South Mahakam (SPS) yang merupakan tempat pengolahan minyak dan gas bumi dari Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Empat hari lagi atau tepatnya mulai 1 Januari 2018, Blok Mahakam di Kalimantan Timur, yang telah dikelola perusahaan asing selama 50 tahun, akan memasuki tonggak penting dan bersejarah. Blok Mahakam akan dioperasikan secara penuh oleh bangsa Indonesia melalui PT Pertamina (Persero).

Pengelolaan ini menjadi tonggak penting mengingat Blok Mahakam adalah produsen migas terbesar di Indonesia saat ini, dengan melampaui produksi kontraktor kontrak kerja sama asing Chevron Pacific Indonesia dan ExxonMobil Oil Indonesia. Dari Blok Mahakam, Pertamina diperkirakan akan memberikan tambahan kontribusi sekitar 34 persen dari total produksi migas secara nasional.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso menjelaskan Pertamina telah melakukan berbagai persiapan dan strategi. Langkahh ini untuk tetap menjaga produksi migas Blok Mahakam dengan memastikan keberlangsungan kegiatan pengeboran dan well intervention pada saat peralihan dari Total E&P Indonesie ke Pertamina pada 1 Januari 2018.

Persiapan dan strategi tersebut juga dilakukan dengan senantiasa mengedepankan aspek QHSSE (quality, health, safety, security, and environment), menjaga dan meningkatkan produksi untuk ketahanan energi nasional, mengembangkan SDM yang ada, dan meningkatkan pemanfaatan inovasi teknologi yang semuanya bermuara pada penguatan bisnis sektor hulu.

Beberapa persiapan yang sudah dilakukan Pertamina antara lain transfer pekerja Total E&P Indonesia, yang sudah mendandatangani perjanjian kerja dengan Pertamina, mencapai 98,23 persen. "Lalu telah melakukan pengeboran 14 unit sumur dari program 15 sumur pada 2017 dengan pencapaian HSSE yang baik," ujar Bambang.

Pertamina juga berhasil menekan biaya pengeboran sumur hingga lebih efisien 23 persen terhadap anggaran yang direncanakan. Mencatat waktu pengeboran lebih cepat hingga 25 persen dan mendapatkan potensi penambangan cadangan hingga 120 persen. Lalu memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115 persen.

"Ada pula pelaksanaan mirroring contract atas persetujuan SKK Migas untuk mempercepat proses kontrak dengan pihak ketiga penunjang operasi Blok Mahakam senilai 1,2 miliar dolar AS," kata Bambang.

Menurut Bambang, semua langkah persiapan dan strategi tersebut memang bukan hal yang mudah dilakukan. Namun Pertamina bersama otoritas terkait dan operator eksisting berupaya yang terbaik memastikan semua proses berjalan dengan lancar.

"Kami yakin bisa. Dan, sejauh ini sudah bisa membuktikannya dengan adanya pengeboran yang sesuai target, namun biaya lebih efisien dan waktu pengeboran lebih cepat. Ini adalah bukti bahwa dengan kerja sama berbagai pihak, alih kelola Blok Mahakam ini akan berjalan baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement