Rabu 27 Dec 2017 14:46 WIB

Railink Minati Kelola KA Bandara di Yogyakarta

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto menjelaskan mengenai perkenalan Kereta Api (KA) Bandara pada hari pertama uji coba berbayar di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Selasa (26/12).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto menjelaskan mengenai perkenalan Kereta Api (KA) Bandara pada hari pertama uji coba berbayar di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Selasa (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengelola Kereta Api (KA) Bandara Soekarno Hatta, PT Railink kini berminat untuk mebuka kesempatan yang sama di Yogyakarta. Direktur Utama Railink Heru Kuswanto mengatakan pihaknya memiliki ketertarikan tersendiri jika mengelola KA bandara di Yogyakarta.

"Di Yogya secara analisi bisnis bagus, jaraknya bagus, waktu tempuhnya bagus, infrastruktur juga lebih siap," kata Heru di Stasiun Sudirman Baru, Rabu (27/12).

Heru menjelaskan selain hal tersebut, jalur kereta di Yogyakarta juga sudah dengan sistem ganda. Sehingga menurutnya hanya perlu menambah jalur sekitar lima kilometer jalur kereta lagi. Menurut dia, kondisi ini jauh lebih ringan dibandingkan proses KA Bandara Soetta.

Dia menilai untuk realiasasinya, KA bandara di Yogyakarta relatif lebih realistis. "Dari sisi bisnis bagus dengan jarak tempuh 42 km (ke Bandara Kulon Progo yang tengah dibangun) bagus sekali karena pesaing terdekatnya jalan raya padat sekali," ungkap Heru.

Heru berencana jika hal tersebut terealisasi, maka pembangunan bisa beriringan dengan Bandara Kulon Progo yang saat ini masih berproses. Sebab, jika melihat aktivitas penumpang di Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta sekitar 7,5 sampai delapan juta setahun.

Untuk rencana proyek tersebut, Heru memastikan aman dengan investasi bersama dengan induknya yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura (AP) II. Sebab meski di dalam stasiun hingga tiket dilakukan oleh Railink namun pembangunan tetap dengan induk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement