REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menjelang akhir 2017, kinerja perdagangan Sumatra Barat terus menunjukkan kinerja yang positif. Nilai ekspor Sumatra Barat bulan November 2017 mencapai 165,58 juta dolar AS, naik 2,14 persen dibanding ekspor bulan Oktober 2017. Angka tersebut juga naik tipis 0,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekspor lagi-lagi didorong oleh perbaikan harga komoditas sawit dan karet pada 2017 ini.
Sedangkan nilai impor Sumatra Barat bulan November 2017 mencapai 45,98 juta dolar AS, atau naik 49,73 persen dibanding impor bulan Oktober 2017. Angka impor November 2017 juga melonjak hingga 192,09 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Impor lebih banyak untuk bahan baku industri seperti bahan bakar, pupuk, golongan garam, dan belerang.
Kepala BPS Sumbar Sukardi menyebutkan, negara tujuan ekspor nonmigas bulan November 2017 terbesar adalah ke negara India sebesar 60,25 juta dolar AS, selanjutnya negara Amerika Serikat sebesar 23,20 juta dolar AS, dan Singapura sebesar 18,40 juta dolar AS.
Ia mengungkapkan, ekspor ke India memberikan peranan sebesar 36,80 persen terhadap total ekspor Sumatra Barat, Amerika Serikat 23 persen, dan Singapura 10,51 persen selama periode Januari-November 2017.
Sementara untuk impor, golongan barang impor pada bulan November 2017 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 40,41 juta dolar AS, golongan pupuk 2,88 juta dolar AS dan golongan garam, belerang, kaur sebesar 1,07 juta dolar AS.
"Negara pemasok impor Singapura, Kanada, dan Malaysia," ujar Sukardi, Senin (25/12).
Menurut catatan BPS, nilai impor Sumatra Barat senilai 45,98 juta dolar AS, sebagian berasal dari pelabuhan bongkar Teluk Bayur.