Ahad 24 Dec 2017 21:05 WIB

Kemenhub Minta Maskapai Kurangi Delay Jadwal Penerbangan

Penumpang memprotes petugas bandara akibat adanya maskapai penerbangan yang delay (ilustrasi)
Penumpang memprotes petugas bandara akibat adanya maskapai penerbangan yang delay (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan meminta perusahaan penerbangan atau airline mengurangi penundaan terbang atau "delay" pesawat terutama pada saat-saat musim puncak liburan atau "peak season".

"Seharusnya 'airline' mengurangi 'delay" kalau tidak bisa dihindari harus menerapkan SOP (standar operational prosedur)," ujar Sekjen Kemenhub Sugihardjo ketika meninjau Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru di Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten, Ahad (24/12).

Prosedur yang dimaksud, menurut Sugihardjo, yakni harus menyampaikan informasi kepada penumpang mengenai penyebab penundaan terbang, kemudian memberikan kompensasi kepada para penumpang.

Terkait penundaan penerbangan tersebut, dia mengatakan, hal itu telah diatur dalam peraturan menteri perhubungan ( permenhub), bahkan menjadi salah satu penilaian kinerja perusahaan penerbangan.

Sebelumnya Sekjen melakukan peninjauan ke Pelabuhan Belawan ,Medan guna mengetahui kedatangan kapal penumpang dan fasilitas yang disiapkan PT Pelindo I. Pada kesempatan itu , Sugihardjo memuji fasilitas untuk penumpang di Pelabuhan Belawan yang dinilai tidak kalah dengan bandar udara seperti ruangannya nyaman dilengkapi pendingin ruangan, ruang tunggu juga nyaman dan sudah ke kapal itu dengan garbarata, jadi tidak menggunakan tangga langsung ke kapal.

Terkait jumlah penumpang kapal saat Natal dan Tahun Baru, menurut dia, untuk Medan yang paling banyak dengan tujuan Batam dengan Kapal Kelud sekitar 3.164 orang. Sedangkan mengenai prospek angkutan kapal, dia mengakui dengan tingkat ekonomi masyarakat yang mulai meningkat, kalau untuk jarak jauh penumpang sudah beralih dengan pesawat.

"Seperti dulu Medan-Jakarta sudah mulai berkurang paling sekarang Medan ke Batam, juga dari Belawan-Penang dulu ada kapal sekarang kalah dengan pesawat tetapi untuk rute jarak dekat barangkali juga bisa dikembangkan seperti di Batam dan sekitarnya," katanya.

Sebelumnya ketika meninjau Bandar Udara Kuala Namu Deli Serdang, Sugihardjo mengatakan, untuk pergerakan angkutan natal dan tahun baru di tersebut jumlah penumpang maupun jumlah pesawat yang dioperasikan jauh lebih besar dibanding angkutan lebaran.

"Di sini banyak yang melakukan libur natalan dan dibanding tahun lalu untuk angkutan natalnya sudah naik 10 persen," katanya.

Dikatakanya, pihak Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan telah melakukan rampcheck terhadap seluruh pesawat yang akan dioperasikan selama angkutan natal dan tahun baru yang mana sampai saat ini sebanyak 68 pesawat untuk Bandara Kualanamu, sedangkan wilayah Sumatera Utara 224 pesawat.

Sementara itu untuk angkutan kereta api di Medan, menurut dia, jumlah penumpang kelas ekonomi pada Angkutan Natal dan Tahun Baru "load" faktornya sampai 150 persen. "Dari sisi lokomotif sementara cukup tapi rangkaiannya hanya empat kereta sehingga jika dalam satu rangkaian ditambahkan dua rangkaian menjadi enam rangkaian maka itu sudah meningkatkan kapasitas 50 persen dan ini sudah cukup membantu, hanya memang stok KA kelas ekonomi seperti itu tidak tersedia di sini," katanya.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement