Ahad 24 Dec 2017 12:42 WIB

Puncak Kepadatan Angkutan KA Diprediksi Pekan Depan

Penumpang menunggu kereta di Stasiun Gambir
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Penumpang menunggu kereta di Stasiun Gambir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta memperkirakan puncak kepadatan penumpang yang diberangkatkan dari berbagai stasiun saat libur panjang akhir tahun akan terjadi pekan depan, 1 Januari 2018.

"Kami perkirakan ada sekitar 36.008 penumpang yang diberangkatkan dari sejumlah stasiun di Daerah Operasi VI Yogyakarta pada tanggal tersebut," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Ahad (24/12).

Jumlah penumpang yang akan diberangkatkan tersebut mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibanding total jumlah penumpang yang diberangkatkan dari wilayah kerja PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta pada awal pelaksanaan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2018.

Menurut Eko, banyak wisatawan yang sudah harus kembali ke daerah asalnya pada awal tahun usai menghabiskan libur panjang akhir tahun di Yogyakarta dan sekitarnya.

"Pada 1 Januari 2018, tiket yang disediakan pun sudah habis terjual. Namun, masih ada tiket untuk keberangkatan pada hari lain. Ketersediaannya bisa mencapai sekitar 15 persen dan bisa semakin berkurang," kata Eko.

Selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru 2018 yang dimulai sejak 22 Desember hingga 7 Januari 2018, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta menjalankan enam kereta tambahan untuk memenuhi kebutuhan, serta tambahan kereta kelas priority dengan menggunakan kereta pariwisata.

Operasional kereta tambahan tersebut, lanjut Eko, menambah kapasitas tempat duduk hingga 30 persen dari rata-rata ketersediaan tempat duduk kereta reguler yang dijalankan tiap hari.

"Ada tambahan 3.150 tempat duduk setiap hari dari 9.992 tempat duduk kereta reguler," katanya.

Selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru 2018, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta juga mendapatkan bantuan dari kepolisian yang menerjunkan dua anjing pelacak untuk mendukung pengamanan di Stasiun Tugu dan Lempuyangan Yogyakarta.

"Jika memakai detektor logam justru mengesankan hal yang menyeramkan. Oleh karenanya, kami meminta bantuan kepolisian untuk menerjunkan anjing pelacak," tuturnya.

Kanit Satwa Ditsabara Polda DIY AKP drh Adipurnama mengatakan, anjing pelacak yang diterjunkan memiliki kemampuan untuk melacak narkoba dan bahan peledak.

"Kami terjunkan untuk mengantisipasi ancaman teror bom dan antisipasi peredaran narkoba di wilayah hukum Polda DIY," ujarnya.

Saat menemukan bahan peledak, anjing pelacak yang diberi nama Dino dan Flash akan duduk, namun jika menemukan narkotika akan menggonggong.

"Patroli dilakukan 30 hingga 45 menit agar efektif. Mereka juga harus tetap berada dalam kondisi prima agar bisa bekerja dengan baik," imbuhnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement