Kamis 21 Dec 2017 20:08 WIB

Varietas Padi Baru Tingkatkan Produksi Petani

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Panen padi di Demak, Jawa Tengah.
Foto: Humas BKP Kementan.
Panen padi di Demak, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Upaya Khusus Swasembada Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Jawa Barat yang juga Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan, varietas padi jenis Inpari 30 mampu menghasilkan panen yang cukup baik meski musim paceklik. Petani di Jawa Barat tercatat mampu panen hingga 7,2 ton per hektare.

Banun menjelaskan, hasil varietas padi Inpari 30 bisa membuat Petani di Desa Pabuaran bisa panen dengan luas lahan 200 hektare. Begitu pula dengan petani di desa Salam Jaya yang saat musim paceklik 2017 dapat menuai padi dengan hasil melimpah seperti halnya di desa-desa Kabupaten Subang dan beberapa sentra padi lainnya. 

"Sehingga hal ini mampu menyediakan beras guna memenuhi konsumsi masyarakat. Pasokan beras saat ini cukup dan sekaligus mampu menjaga harga beras stabil," ujar Banun, Kamis (21/12).

Banun menjelaskan, data luas tanam di Kabupaten Subang selama kurun waktu 3 tahun ini terus meningkat, perinciannya 164.000 hektar tahun 2015, 179.004 hektare tahun 2016 dan 199.508 hektare tahun 2017. Kenaikan ini mendorong naiknya jumlah produksi panen padi di kabupaten ini masing-masing 1.154 juta ton pada 2015, 1.269 juta ton tahun 2016 ,dan menjadi 1.3 juta ton di tahun 2017.

Banun menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga produksi padi. Pertama, menjaga dan memelihara golongan air untuk antisipasi anomali iklim. Kedua, bersama lakukan gerakan tanam serempak untuk memutus siklus organisme pengganggu tumbuhan. Ketiga melakukan pendampingan kepada petani untuk mengamankan panen agar terlindung dari hama dan keempat, membangun damp-damp area membantu petani.

Untuk pencapaian produksi padi secara nasional, Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta jajarannya di pusat dan daerah melakukan sinergi dan koordinasi dalam memberikan bantuan sarana dan prasarana ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Kementan, luas tanam padi secara nasional pada Juli-September 2017 mencapai 1,0 - 1,1 juta hektare perbulan. Jumlah ini naik dua kali lipat dari tahun sebelum ada program Upsus hanya 500 ribu hektare perbulan.

Total panen padi di bulan Desember 2017 ini seluas 1,1 juta hektare dengan hasil mencapai 6 juta ton GKG atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.

Peningkatan luas tanam musim kering Juli -September yang naik dua kali lipat merupakan solusi permanen dari Program Upsus. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3,4 juta hektare atau 113 persen, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/ long storage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektare, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektare, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor. 

Selain itu, ada juga bantuan benih 12,1 juta hektare, pupuk bersubsidi 27,64 juta ton serta asuransi usaha tani padi untuk 1,2 juta hektare sawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement