REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2017 berada pada kisaran 5,05 persen atau di bawah asumsi dalam APBNP sebesar 5,2 persen.
"Sampai akhir tahun diperkirakan pertumbuhan ekonomi keseluruhan 2017 sebesar 5,05 persen," ujar Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (20/12).
Sri Mulyani mengatakan perkiraan angka realisasi tersebut sudah mempertimbangkan pencapaian ekonomi pada kuartal IV-2017 yang tumbuh pada kisaran 5,15 persen-5,17 persen.
"Triwulan empat mungkin lebih tinggi, mendekati 5,1 persen," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.
Sri Mulyani menjelaskan seluruh komponen pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 akan tumbuh positif dan memberikan sumbangan menjelang akhir tahun. "Kita perkirakan dorongan investasi dan ekspor masih tinggi. Konsumsi masyarakat dan sebagian belanja pemerintah juga terkonsentrasi di triwulan empat," katanya.
Ia mengharapkan momentum perbaikan kinerja perekonomian pada akhir 2017 ini bisa menjadi bekal peningkatan kegiatan di 2018, terutama dari investasi maupun ekspor. "Tahun depan, kita memperkirakan adanya momentum ekspor yang terjaga dan investasi yang meningkat dan tumbuh sepanjang tahun diatas enam atau tujuh persen," ujarnya.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2017 tercatat sebesar 5,06 persen, sehingga secara akumulatif pertumbuhan ekonomi masih berada dalam kisaran 5,03 persen. Untuk pertumbuhan ekonomi pada 2018, pemerintah menetapkan asumsi dalam APBN sebesar 5,4 persen.