REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina (Persero) terus mendukung program BBM satu harga yang juga menjadi perhatian Presiden Jokowi dengan merealisasikan 42 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga sampai dengan pekan kedua Desember Tahun 2017 dari target 54 Lembaga Penyalur.
Dengan adanya tambahan lembaga penyalur tersebut, maka masyarakat disekitar lokasi yang membeli BBM di lembaga penyalur tersebut dapat memperoleh BBM satu harga sesuai Perpres yang ditetapkan pemerintah.
Salah satu pekerjaan rumah yang harus dicarikan solusi adalah keberadaan pengecer atau pihak penjual diluar lembaga penyalur resmi Pertamina. Harga dari pengecer tidak bisa dikontrol dan cenderung mencari keuntungan berlipat.
Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII, Eko Kristiawan menyampaikan bahwa untuk meminimalisasi hal tersebut, stok BBM di SPBU Pertamina khususnya yang masuk menjadi lokasi program BBM satu harga selalu menjadi perhatian untuk selalu terpenuhi.
"Seperti di Yahukimo yang sampai saat ini tidak pernah terputus distribusinya dan cukup untuk melayani masyarakat.
Khusus untuk di Yahukimo, pengiriman menggunakan kapal dengan supply point dari jobber Timika. Beberapa bulan terakhir SPBU kompak menambah sarana penyimpanan BBM sehingga bisa memuat lebih banyak BBM maka tidak pernah lagi terjadi kekosongan BBM di SPBU Kompak," kata Eko.
Posisi stok terakhir menjelang Natal dan tahun baru menurut dia mencapai level yang sangat aman. Stok premium dan solar tahan sekitar 20 hari ke depan jika dibanding rata-rata penjualan normal. Distribusi BBM dari Timika ke Yahukimo menggunakan kapal berjenis tongkang dan tug boat, apabila kondisi perairan berlangsung normal maka dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 hari namun apabila debit air sungai sedang surut, maka pengiriman bisa tertahan sampai dengan 14 hari.
Advertisement