Kamis 14 Dec 2017 05:14 WIB

NTT Sudah Swasembada Jagung, Benarkah?

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Budi Raharjo
Petani memetik jagung. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petani memetik jagung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menuju swasembada pangan, khususnya jagung, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTT) berada di peringkat pertama di Indonesia. Hal tersebut dikatakan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani.

Ani mengatakan, luas lahan tanaman jagung saat ini di NTT sekitar 400 ribu hektare. "Produksi jagung sendiri, kalau luasnya ya, luasnya itu dalam satu musim itu Oktober-Maret, itu sekitar 328 ribu hektare. Itu dari April-September, kurang lebih 78 ribu hektare. Kalau total, itu sekitar 400 ribu hektar," kata Ani kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (13/12).

Sebelum adanya upaya khusus (upsus), kata Ani, awal baku lahan yang disediakan untuk penanaman jagung di NTT hanya 247 ribu hektare. Namun, setelah adanya upsus yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan), pada dua tahun terakhir, luas lahan ditambah. "Jadi (produksi jagung dalam dua tahun terakhir) meningkat sekitar sembilan persen," tambah Ani.

Produksi jagung yang sudah meningkat di NTT, selain untuk kebutuhan konsumsi masyarakatnya yang memang menyetok bahan makanan dari jagung, juga bisa untuk kebutuhan pasokan keluar NTT. "Jadi tinggal sumbangsih untuk keberadaan jagung di sana," kata Ani.

Selain jagung, produksi beras di NTT juga naik. Sehingga perekonomian NTT, kata Ani sudah diatas rata-rata nasional. "Swasembada (di NTT) sudah dicapai. Jadi sawahnya di NTT, di sana sudah ada sawah yang terpampang 4.000 hektare dalam satu kawasan. (Sehingga) Produktivitsanya sudah naik," katanya.

Walaupun masih ada distribusi beras ke NTT, Ani mengatakan, hal tersebut hanya untuk cadangan. Karena saat ini, NTT sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri untuk memasok beras. "Yang tadinya 300 ribu ton (beras dipasok ke NTT) sekarang sudah berkurang menjadi 10 ribu ton. Itu berasal dari Surabaya atau Makasar," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement