Rabu 13 Dec 2017 17:17 WIB

Menteri PUPR Ungkap 40 Persen Jembatan Indonesia Kurang Baik

Red: Nur Aini
Jembatan Rusak (ilustrasi)
Foto: Antara
Jembatan Rusak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan sekitar 40 persen jembatan di Indonesia dalam kondisi kurang baik, terutama karena faktor usia.

"Jembatan kita yang panjangnya ribuan meter, puluhan ribu meter, kalau disambung-sambung, 60 persen dalam kondisi baik, namun 40 persen kondisinya kurang baik," katanya di Semarang, Rabu (13/12).

Hal itu diungkapkannya usai membuka Seminar Tentang Jembatan dan Bendungan (DAM Upgrade and Bridge Seminar) yang berlangsung di kampus Universitas Diponegoro Semarang yang diprakarsai oleh Kementerian PUPR. Seminar tersebut menghadirkan para pakar infrastruktur dan tim dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang untuk menyampaikan hasil studinya di Indonesia.

Dari 40 persen jembatan di berbagai wilayah di Indonesia yang kondisinya kurang baik, kata Basuki, 30 persennya dalam kondisi yang kurang baik dan 10 persen sisanya dalam kondisi rusak berat. "Makanya, saya minta bagaimana mereka memonitor ini. Mereka punya teknologi memonitor jembatan-jembatan yang sudah tua umurnya," kata sosok kelahiran Surakarta, 5 November 1954 itu.

Menurut Basuki, kerja sama yang dijalin Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jepang itu tidak hanya mencakup pengelolaan bendungan, tetapi juga infrastruktur lainnya, seperti jembatan. Pembangunannya dinilai tidak bisa hanya mengandalkan metode konvensional, tetapi dibutuhkan berbagai inovasi dalam pembangunan infrastruktur, seperti jembatan atau bendungan sebagaimana diterapkan di Jepang.

"Sebenarnya, untuk teknologi di Indonesia dan Jepang sama, tetapi inovasinya pasti ada beda. Di sana, ada sedikit variasi, misalnya bendungan yang dibikin saluran untuk ikan salmon bisa naik ke hulu," katanya.

Kerja sama dengan Pemerintah Jepang tersebut, kata dia, sekaligus menandai jalinan kerja sama dan kolaborasi masyarakat dan pemerintah kedua negara yang berlangsung selama 60 tahun tepat pada Januari 2018.

Sementara itu, Direktur Kerja Sama Internasional dan Teknik untuk Infrastruktur Jepang mengakui banyaknya kemiripan yang dimiliki kedua negara, termasuk infrastruktur yang dimiliki. Di Indonesia, dicontohkannya, memiliki bendungan dan jembatan yang sudah cukup lama dibangun, tetapi di Jepang sudah terbangun infrastruktur serupa, yakni bendungan dan jembatan yang lebih kuno dan lebih lama.

Dengan pengalaman lebih yang dimiliki Jepang dalam bidang infrastruktur, kata Yusuke, pihaknya senang bisa membagi apa saja yang diketahui dalam memperbaiki, mempertahankan, dan memelihara infrastruktur untuk Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement