Selasa 12 Dec 2017 17:36 WIB

Pemerintah Antisipasi Stok Beras Setelah Cuaca Ekstrem

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tetap berhati-hati untuk mengantisipasi pasokan beras menyusul adanya kondisi cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah. Pemerintah optimistis panen yang berlangsung pada Januari-Februari 2018 mendatang dapat menambah pasokan beras, sehingga harga tetap terjaga.

 
"Harga naik itu kan berarti stok kita mulai menipis, walaupun nanti panen Januari-Februari akan menambah stoknya. Jadi memang kita harus berhati-hati, tapi kita namun juga harus optimis bahwa panen berikutnya akan cepat," ujar Jusuf Kalla, Selasa (12/12).
 
Jusuf Kalla memastikan, operasi pasar terus dilakukan oleh Bulog untuk menjaga stabilitas harga beras menjelang akhir tahun. Saat ini stok beras di Bulog masih aman, apalagi sekitar satu sampai dua bulan kedepan sudah mulai panen. "Kita operasi pasar terus, Bulog masih ada stoknya, ini kan panen sisa 1-2 bulan lagi, itu bisa mencukupi," kata Jusuf Kalla.
 
Selain itu, Jusuf Kalla juga menyoroti mengenai data angka produktivitas beras yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian. Menurutnya, data dari BPS dan Kementerian Pertanian harus dievaluasi. Sebab jika benar angka produksi padi sebesar 79 juta ton, maka semestinya Indonesia bisa surplus bertahun-tahun.
 
"Karena saya yakin benar angka produktivitas 79 (juta ton) itu segitu, kalau begitu kita kelebihan 20 ton gabah. Itu bisa surplus bertahun-tahun, sekarang kan ndak," kata Jusuf Kalla.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement