Ahad 10 Dec 2017 17:08 WIB

UKM Manufaktur Indonesia Terima Pendampingan di Korea

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Satya Festyiani
Industri manufaktur
Foto: Prayogi/Republika
Industri manufaktur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) manufaktur yang bergerak di industri otomotif dan mold and die, berkesempatan mendapatkan pelatihan dari Korea. Pelatihan ini guna meningkatkan kualitas produk UKM tersebut.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengatakan, mereka mendapatkan solusi dan saran perbaikan dari ahli Korea secara langsung melalui kunjungan ke Korea.

"Ini merupakan tindak lanjut kerjasama ASEAN Coordinating Committee on Micro Small Medium Enterprises (ACCMSME) dengan Korea," katanya melalui siaran resmi, Ahad (10/12).

Ia melanjutkan, pada 2016-2017 ini Indonesia menjalankan program Technology Advice and Solution from Korea (TASK) yang dijalankan oleh Korea Institute for Advancement Technology (KIAT) dengan sektor manufaktur, khususnya industri mold and die dan bagian otomotif.

Sebelumnya, ada 20 UKM yang bergerak di industri automotif dan mold and die yang diusulkan sebagai calon peserta progam. Pada 2016, melalui KIAT terpilih enam UKM Indonesia.

"Sedangkan untuk tahun 2017 ini hanya empat UKM yang lanjut dan berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan manufaktur Korea," ujar dia

Kunjungan ke Korea dilakukan untuk melihat secara langsung perkembangan teknologi manufaktur di Negeri Ginseng tersebut. UKM Indonesia juga memiliki kesempatan bekerjasama Business to Business (B2B) dengan perusahaan Korea dalam upaya pengembangan bisnis UKM manufaktur Indonesia.

Untuk diketahui, UKM manufaktur Indonesia yang terlibat dalam program TASK KIAT ini adalah PT Bahana Unindo Teknik, PT Kreasi Presisi Metalindo, PT Aristo Satria Mandiri, dan PT Eran Teknikatama.

Wayan mengatakan, program TASK KIAT ini dapat memberikan solusi nyata bagi UKM Indonesia. Sebab, dengan mendatangkan ahli dan pelaku dari perusahaan Korea untuk melihat permasalahan teknis di lapangan dan memberikan solusi teknis serta transfer pengetahuan secara langsung.

Selain itu, perusahaan Korea membuka kesempatan bagi pelaku UKM Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dengan kunjungan ke perusahaannya. Dengan melihat manfaat program bagi UKM Indonesia, Indonesia melalui Kemenkop UKM bersama dengan Korea melalui KIAT berencana akan melanjutkan program ini yang akan diimplementasikan pad 2019-2020.

Pihaknya mengirimkan usulan sektor yang untuk menjadi fokus pengembangan dalam program TASK KIAT selanjutnya yaitu //auto part//, pengolahan pangan, tekstil dan peralatan elektrik. "Usulan tersebut telah dikomunikasikan sebelumnya kepada Kementerian Perindustrian, Ditjen IKM," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement