REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Pusat Rokhmin Dahuri meminta pengurus MAI Korda Lampung dapat membantuk pengembangan kegiatan akuakultur di wilayah Lampung maju pesat. Peluang bisnis yang masih terbuka di Indonesia, kata dia, ada pada sektor budidaya perikanan secara umum.
"Hadirnya MAI Korda Lampung dapat membantu lebh maju lagi pengembangan usaha budidaya perikanan di wilayah Lampung," kata Rokhmin Dahuri di sela-sela pelantikan pengurus MAI Korda Lampung di aula Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Sabtu (9/12).
Pengurus yang dilantik Ketua MAI Korda Lampung Supono, Sekretaris Limin Santoso, Bendahara Esthi Sandara, dan Humas Syafnijal Datuk Sinaro.
Ia mengatakan sebelum menjadi menteri Kelauatan dan Perikanan, terlebih dulu mengembangkan budidaya perikanan dari Lampung hingga beberapa wilayah pesisir di Sumatra. Menurut dia, wilayah Lampung berpotensi besar pada budidaya perikanan air tawar dan laut, sehingga kontribusinya kepada nasional sangat tinggi.
Setelah dilantiknya kepengurusan MAI Korda Lampung, Rokhmin berharap potensi akuakultur yang ada di Lampung sangat besar tersebut seperti perikanan air tawar, payau, dan laut dapat lebih bergairah lagi. Menurut dia, permasalahan pengelola perikanan terutama akuakultur seperti penyakit udang, perijinan, biaya produkdi, dan pemasaran dapat dicarikan solusinya.
Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Toga Mahaji mengatakan, sumber daya manusia perikanan sebanyak 144 kelompok budidaya dengan total anggota sebanyak 1.728 orang. Dengan keberadaan kelompok pembudidaya tersebut, akan memacu peningkatan perikanan di Lampung, kata Toga pada kesempatan yang sama.
Menurut dia, kegiatan budidaya dari hulu ke hilir di Lampung, akan membuka peluang kerja yang luas dan besar, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk budidaya perikanan laut, potensinya sangat besar. Potensi lahan untuk kegiatan budidaya tersebut mencapai luasan 10.600 hektare.
Sedangkan potensi lahan yang ada sekarang seluas 681 ha, yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan kerapu, mutiara, rumput laut, dan kerang kerangan. Ia mengatakan Provinsi Lampung juga potensi budidaya ikan air tawar, seperti di tujuh kabupaten di Lampung dengan total produksi mencapai 275 ribu ton per tahun.