Rabu 29 Nov 2017 16:03 WIB

Cuaca Buruk Sebabkan Harga Sayuran Melonjak

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memanen sayuran kubis yang terserang hama ulat tritip (Plutella maculipennis) di salah satu lahan pertanian di Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/2)
Foto: ANTARA FOTO
Petani memanen sayuran kubis yang terserang hama ulat tritip (Plutella maculipennis) di salah satu lahan pertanian di Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/2)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga berbagai jenis sayuran di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas mulai mengalami lonjakan. Lonjakan harga ini bukan disebabkan oleh bencana akibat cuaca buruk, yang menyebabkan distribusi tidak lancar. Melainkan karena banyak tanaman sayuran yang terserang penyakit akibat tingginya curah hujan.

''Kalau bencana di Yogya atau Pacitan, saya kira pengaruhnya tidak sampai ke Banyumas. Sayuran di pasar-pasar wilayah Kabupaten Banyumas, lebih banyak dipasok dari daerah sekitar Kabupaten Banyumas saja,'' kata Tarwadi (47), seorang pedagang sayuran di Pasar Wage Kota Purokerto, Rabu (29/11).

Jenis sayuran yang mengalami kenaikan, antara lain seperti wortel, brokoloi dan daun bawang. Wortel yang sepekan lalu masih dijual seharga Rp 6.000 per kg, saat ini melonjak menjadi Rp 9.000 per kg. Brokoli juga naik dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp 23.000 per kg dan daun bawang naik dari Rp 7.000/kg menjadi Rp 10.000/kg.

Menurutnya, jenis sayuran yang mengalami kenaikan harga, umumnya sayuran yang diproduksi dari daerah dingin. Seperti sayuran jenis wortel, daun bawang dan brokoli yang dijual di pasaran wilayah Banyumas, dipasok dari sentra pertanian di lereng Gunung Slamet seperti dari wilayah Karangreja Purbalingga dan Kaligua Kabupaten Brebes.

Dia menyebutkan, tingginya curah hujan belakangan ini, menyebabkan sayuran yang ditanam petani di kawasan itu tidak memperoleh hasil panen optimal. ''Banyak tanaman yang terserang hama, terutama hama jamur,'' jelasnya.

Sedangkan untuk jenis sayuran yang ditanam di dataran rendah, sejauh ini masih relatif stabil. ''Seperti bawang merah dan cabe, harganya masih stabil. Kalau pun kadang naik-turun, tapi perbedaannya tidak seberapa,'' katanya. Harga cabe merah besar dihargai Rp 27.000 per kg dan cabai rawit merah Rp 16.000 per kg.

Selain harga sayuran, harga kebutuhan pokok masyarakat yang menunjukkan tren kenaikan adalah telur ayam dan daging ayam lehor. Di Pasar Gede Cilacap, harga telor ayam lehor mengelami kenaikan Rp 24 ribu dari sebelumnya Rp 22 ribu per kg. Sedangkan daging ayam mengalami kenaikan dari Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu per kg

Sementara untuk harga beras, sejuah ini masih stabil. Seperti beras jenis IR 64 medium yang banyak dikonsumsi masyarakat, saat ini masih dijual pedagang di pasar-pasar tradisional dengan kisaran harga Rp 9.500 hingga Rp 10 ribu per kg. n eko widiyatno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement