Rabu 29 Nov 2017 05:18 WIB

Harga Tinggi, Bulog Lampung OP Beras Medium

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Stok beras Bulog, ilustrasi
Foto: Antara
Stok beras Bulog, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bergejolaknya harga beras berbagai jenis dan kualitas belakangan ini, membuat Bulog Divre Lampung menggelar Operasi Pasar (OP) cadangan beras pemerintah (CBP) di sejumlah pasar tradisional Kota Bandar Lampung, mulai Selasa (28/11). OP beras jenis medium tersebut diharapkan dapat menormalkan harga beras di pasaran.

Kepala Bulog Divre Lampung Muhammad Attar Rizal mengatakan, OP CBP tahun ini akan berlangsung hingga akhir 2017. Tujuan OP tersebut, untuk menstabilkan harga beras menjelang akhir tahun dan tahun baru. "OP beras berlangsung di pasar tradisional sampai 31 Desember 2017," katanya di sela-sela peluncuran OP CBP, Selasa (28/11).

Dalam OP CBP tersebut, Bulog Divre Lampung membatasi harga jual beras jenis medium tersebut dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 8.000 per kg. Sedangkan HET normal Rp 9.500 per kg. OP akan digelar di pasar tradisional dan sebagian di permukiman penduduk.

Pada tahap pertama, Bulog mendrop beras sebanyak 1,5 ton di tiga pasar yakni Pasar Tugu, Pasar Panjang, dan juga di permukiman penduduk. Attar Rizal berharap OP tersebut dapat menekan naiknya harga beras di pasaran.

Untuk melancarkan OP tersebut, Bulog akan bekerja sama dengan pedagang yang ditunjuk Bulog sebagai mitra dagang beras Bulog. Selain itu, juga berkoordinasi dengan Toko Tani, dan pedagang lainnya yang sudah mendapat rekomendasi Bulog.

Pemantauan Republika.co.id di Pasar Pasir Gintung, dan Pasar Induk Tamin, Selasa (28/11), harga beras berbagai kualitas dan jenis dalam kemasan masih tinggi dari biasanya. Harga beras kemasan kualitas medium karung 10 kg di jual Rp 109 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp 98 ribu hinga Rp 99 ribu. Sedangkan beras kualitas asalan juga mengalami kenaikan dari Rp 8.500 per kg menjadi Rp 9.200 Rp 9.500 per kg.

Menurut pedagang beras di Pasar Induk Tamin, Darsono,kenaikan harga beras dipicu karena belum masuk musim panen, dan penggilingan kesulitan mencari gabah petani. "Gabah petani banyak dibeli atau diangkut ke Jawa, jadi penggilingan kesulitan cari gabah petani, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement