Kamis 23 Nov 2017 18:20 WIB

UMKM Kabupaten Bandung Merugi Akibat Banjir

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Sejumlah pengendara motor melintasi jalan yang sudah terendam banjir luapan Sungai Citarum di Jalan Banjaran, kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (15/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengendara motor melintasi jalan yang sudah terendam banjir luapan Sungai Citarum di Jalan Banjaran, kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bandung mengalami kerugian mencapai puluhan miliar rupiah akibat banjir yang terjadi di beberapa titik seperti di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, serta Rancaekek. Selain itu, beberapa tempat yang masih banjir membuat para pelaku usaha tidak bisa berjualan.

 Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bandung, Yus Hermasyah mengatakan diperkirakan akibat banjir kerugian mencapai puluhan miliar rupiah. Hal itu bisa dilihat seperti di pasar tradisional di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Rancaekek yang terendam banjir.

 

"Para pedagang di pasar tradisional Baleendah dan Dayeuhkolot tak bisa jualan karena terendam banjir. Pelaku usaha konveksi di Rancaekek sekitar 800 orang alat mesin jahit dan kain bahan bakunya rusak terendam air," ujarnya, Kamis (23/11).

 

Ia menuturkan, akibat banjir di Kabupaten Bandung banyak orang yang merugi seperti di antaranya para pekerja, penyalur bahan baku, dan pelaku pertanian dan peternakan. Kondisi tersebut harus segera ditanggulangi oleh pemerintah sebab sangat merugikan.

 

Aa Suherman (55 tahun) salah seorang pedagang kue kering di Pasar Dayeuhkolot mengaku akibat banjir yang merendam tokonya membuat aktivitas jual beli menjadi sepi. Sebab para konsumen enggan datang belanja ke tokonya yang kebanjiran.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah, mengatakan akibat banjir yang menghambat proses produksi dan distribusi produk berdampak pada kenaikan harga bahan baku.

 

"Kalau ditanya dampak, ya pastinya ada. Tapi tidak signifikan yang pasti omzet pastinya menurun," ujarnya, Kamis (23/11). Ia pun menerima laporan dari pabrik-pabrik jika truk yang hendak mengirimkan barang ke Jakarta terpaksa menepi di Rancaekek, tepatnya di depan pabrik PT Kahatex.

 

"Kendaraannya tiba bisa melaju kalau memaksakan menembus genangan, tidak hanya makanan, tapi juga garmen dan yang lainnya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement