Rabu 22 Nov 2017 08:55 WIB

Market Share Pasar Modal Syariah Kecil, Ini Penyebabnya

Rep: Mg02/ Red: Budi Raharjo
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA –- Market share pasar modal syariah dalam beberapa tahun belakang dianggap masih belum menunjukkan eksistensinya sebagai barometer investor syariah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen angkat bicara.

Hoesen mengungkapkan, penyebab rendahnya market share pasar modal syariah ibarat chicken and egg. Emiten dan penjamin emisi kurang percaya diri untuk menawarkan sukuk dalam jumlah besar, khawatir tak terserap pasar. Menurut Hoesen, kehadiran BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) yang berinvestasi pada efek syariah akan mendorong berkembangnya investasi syariah sekaligus akan mendongkrak market size syariah.

‘’BPKH akan menjadi lokomotif investor syariah,’’ kata Hoesen saat menjadi keynote speaker di acara FGD Pengelolaan Investasi Keuangan Haji BPKH di Jakarta.

Menurut Hoden, investasi BPKH pada efek syariah akan menginspirasi minat issuer untuk menerbitkan efek syariah, sehingga akan menarik investor yang lain termasuk investor konvensional untuk berinvestasi di efek syariah. BPKH juga akan menjadi barometer bagi investor syariah lainnya yang akan berinvestasi di efek syariah.

Keberadaan BPKH dapat menjadi salah satu solusi terkait permasalahan chicken and egg dalam mengembangkan pangsa pasar modal syariah. Peran BPKH dengan dana investasi Rp 100 triliun tersebut memiliki peran sangat strategis dalam mendorong sisi supply dan demand.  

Sejak diperkenalkannya produk syariah di pasar modal, melalui penerbitan perdana Reksa Dana Syariah pada 1997 dan Obligasi Syariah pada 2002, sampai dengan saat ini jumlah produk maupun market share pasar modal syariah masih relatif kecil jika dibandingkan dengan produk konvensional sejenis.

Berdasarkan data per tanggal 10 November 2017, jumlah sukuk korporasi outstanding baru 69 Sukuk atau 12 persen dari total obligasi dan sukuk outstanding. Jika dilihat dari nilai emisinya, nilai emisi Sukuk korporasi outstanding baru mencapai Rp14,40 triliun atau 3,8 persen dari total nilai emisi obligasi dan sukuk korporasi outstanding.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement