Senin 20 Nov 2017 19:39 WIB

BI Harapkan Pariwisata Jadi Penyumbang Devisa

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengharapkan agar pariwisata Indonesia bisa meningkatkan pemasukan devisa negara.

"Pariwisata bisa menjadi devisa baru dan saat ini pemerintah sudah sangat serius mendorong pembangunan di sektor pariwisata," katanya kepada wartawan usai menjadi pembicara utama dalam pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin (20/11).

Pelatihan Wartawan Daerah 2017 itu diikuti 580 wartawan dari 34 provinsi di Indonesia yang digelar 20-22 November 2017. Ia mengatakan bukti pemerintah memperhatikan sektor pariwisata terbukti dari semakin gencarnya pembangunan infrastruktur menuju ke kawasan wisata yang ada di Indonesia salah satunya adalah NTT tersebut.

Di tahun 2017 saat pemerintahan Jokowi-JK memasuki tiga tahun sektor pariwisata menempati urutan kedua untuk urusan penyumbang devisa bagi negara setelah sektor migas.

Pada 2016, devisa pariwisata sudah mencapai 13,5 juta dollar AS per tahun. Hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO) yang sebesar 15,9 juta dolar Amerika Serikat per tahun. Padahal pada 2015 lalu, pariwisata masih ada di peringkat keempat sebagai sektor penyumbang devisa terbesar.

Saat itu pariwisata ada di bawah sektor migas sebesar 18,5 juta dolar AS, CPO 16,4 juta dolar AS, dan batubara 14,7 juta dolar AS. "Kalau negara Singapura bisa mendatangkan banyak wisatawan dan dalam setahun bisa memberikan devisa bagi negaranya sampai 18 miliar dolar AS seharusnya kita juga bisa melalui sektor pariwisata," ujarnya.

Sampai dengan 2017 pemasukan dari sektor pariwisata bagi Indonesia lanjutnya baru mencapai 11 miliar Dolar AS. Namun hal itu menujukkan perkembangan. Namun ia optimistis setelah pemerintah mengembangkan 10 destinasi wisata unggulan pariwisata di Indonesia maka kelak sektor pariwisata akan terus berkembang.

Sektor lain yang menurutnya dapat mendukung pariwisata di Indonesia adalah perlu dikembangkannya penerbangan langsung dari satu negara wisata ke kawasan wisata Indonesia.

"Hal ini sangat diperlukan. Misalnya penerbangan langsung dari Australia ke Labuan Bajo, dari Cina ke Papua Raja Ampat dan kawasan wisata lainnya akan sangat mendukung peningkatan devisa negara melalui sektor pariwisat," demikian Mirza.

sumber : anta
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement