REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis jalan tol Jakarta-Surabaya bisa dioperasikan pada Lebaran 2018 sehingga lalu lintas arus mudik dan balik berjalan lebih lancar. Selanjutnya, menurut dia, pemerintah menargetkan akan membangun jalan tol Surabaya-Banyuwangi pada 2019.
Dia mengapresiasi kerja keras Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam menyelesaikan jalan tol Jakarta-Surabaya. "Kami yakin jalan tol Jakarta-Surabaya dapat memobilisasi pertumbuhan ekonomi masyarakat cukup besar," kata dia, akhir pekan lalu.
Menurut Menhub, keberhasilan kerja Menteri PUPR juga dengan dioperasikannya jalan Tol Becakayu. Padahal, pembangunan jalan Tol Becakayu sudah belasan tahun mangkrak.
Namun, Menteri PUPR bisa merealisasikannya. Dalam satu tahun sudah bisa dioperasikan guna akses kelancaran lalu lintas. Karena itu, pihaknya berharap jalan tol Serpong-Maja dan Balaraja-Maja bisa direalisasikan tahun depan.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono mengaku optimistis tol ini beroperasi pada tahun 2018. Selain itu, tol yang akan digunakan untuk jalur mudik Lebaran 2018, yaitu Bawen-Salatiga, juga telah selesai.
Basuki juga mengatakan, secara nasional, pemerintah akan membuat jalur Trans Jawa sepanjang 660 kilometer, Trans Papua sepanjang 4.350 kilometer, dan Trans Sumatra sepanjang 2.900 kilometer. Meski tak mengungkap kepastian selesai proyek nasional itu, Basuki mengaku proyek tersebut akan diselesaikan secara bertahap.
"Kalau Trans-Sumatra tidak tahun ini karena cukup berat, sedangkan Trans Papua sepanjang 4.350 kilometer itu mudah-mudahan tahun 2019 sudah tuntas pengerjaannya. Namun, yang pasti tahun depan infrastruktur akan lebih baik dibanding tahun ini," ucapnya.
Tol Soker
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) Yudi Mahyudin mengatakan, masih terdapat proyek pembangunan jembatan layang di ruas tol Solo-Ngawi yang belum selesai. Padahal, jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) sepanjang 178,6 kilometer akan dioperasikan Desember mendatang.
“Overpass belum selesai, masih ada sekitar 27 jembatan lagi. Proses penyelesaiannya dalam satu bulan setengah,” tutur Yudi saat menyosialisasikan kartu transaksi nontunai Tol Soker di Solo Car Free Day Slamet Riyadi pada Ahad (19/11).
Menurut Yudi, belum selesainya pembangunan jembatan layang tersebut disebabkan masalah pembebasan lahan sehingga terjadi keterlambatan konstruksi jembatan. Dia mengatakan, untuk pembebasan lahan tersebut diperkirakan selesai Desember nanti.
“Yang membebaskan lahan pejabat pembuat komitmen, dijadwalkan pembebasan lahan selesai Desember,” katanya.
Jalan tol ini terdiri atas ruas Solo-Ngawi sepanjang 90,25 kilometer dan ruas Ngawi-Kertosono sepanjang 88,35 kilometer. Untuk pembangunan tol ini, pemerintah memberikan subsidi berupa biaya pembebasan lahan dan konstruksi sepanjang 59,74 kilometer. Sehingga, untuk ruas Solo-Ngawi, pemerintah membangun konstruksi dari Kartosuro sampai Karanganyar sepanjang 20,9 kilometer.
Sedangkan, PT SNJ membangun konstruksi dari Karanganyar sampai Ngawi sepanjang 69,35 kilometer. Begitu pun dengan ruas Ngawi-Kertosono, pemerintah membangun sepanjang 38,84 kilometer, sedangkan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) membangun sepanjang 49,51 kilometer. Rencananya, peresmian operasional Tol Soker akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Manajer Operasional PT SNJ Imam Zarkasih mengatakan, penggunaan Tol Soker dilakukan dengan sistem tertutup, menggunakan transaksi nontunai atau kartu tol elektronik. Dia menjelaskan, dengan sistem tertutup tarif dikenakan berdasarkan jarak yang disesuaikan dari pintu masuk hingga pintu keluar.
Kata dia, pengendara yang hanya perlu menempelkan kartu elektronik pada mesin di pintu masuk tol. Kendati demikian, saldo baru akan terpotong ketika pengguna tol keluar.