Sabtu 18 Nov 2017 05:25 WIB

Kemenaker Dorong Pelatihan Tenaga Kerja

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).
Foto: Fuji Pratiwi/Republika
Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mendorong pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensi mereka. Kemenaker membuka diri terhadap kerja sama yang membantu peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, Kemenaker akan mendorong peningkatan pelatihan tenaga kerja. Apalagi Presiden Joko Widodo meminta agar pendidikan vokasi dapat didorong untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Selama ini, anak-anak magang dinilai mengganggu karyawan di tempat pemagangan. Maka Kemenaker menyiapkan program magan terstruktur dengan menyiapkan 8.000 instruktur dan mentor. Magang ini akan disertifikasi dan sesuai jenjang karir.

Lulusan S1 punya dilema. Kalau kerja sesuai ijazah, mereka dianggap kurang kompeten sehingga saat diterima tapi jadi turun derajat. Dalam kondisi itu, pekerja muda lebih memilih menganggur.

Di SMK pun, guru produktif yang mengajar kemahiran tertentu hanya 25 persen dari jumlah guru yang ada. ''Hal-hal seperti itu yang membuat angkatan kerja kita bisa langsung diserap pasar kerja,'' ungkap Hanif usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).

Kemenaker terbuka atas kerja sama untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan pekerja nasional. Kemenaker sudah sepakat dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk menggelar magang terstruktur bagi 400 ribu orang.

Hanif juga menyambut baik kerja sama serupa seperti program magang antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan IM Jepang. Apalagi pemagangan tenaga kerja Indonesia ke Jepang sudah sejak 1993.

''Magang seperti ini agar anak-anak punya keterampilan dan pengalaman kerja baik di Jepang,'' ucap Hanif.

Pemerintah tidak menargetkan berapa banyak tenaga kerja yang bisa dimagangkan ke Jepang. Tapi saat ini ada sekitar 23 ribu tenaga magang Indonesia di Jepang di beragam sektor seperti konstruksi, manufaktur, dan UKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement