REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menilai ke depan Kementerian Perhubungan perlu lebih efisien dalam menjalankan dan melaksanakan proyek. Luhut memaklumi jika beberapa proyek yang sudah berjalan saat ini memang belum efisien.
Luhut mencontohkan seperti proyek LRT Jabodebek dan pembangunan Bandara Kertajati. Ia menjelaskan proyek LRT yang saat ini menggunakan konsep elevated (di atas). Menurutnya, hal tersebut membuat ongkos pembangunan LRT itu menyedot banyak dana.
"Memang dari awal studi LRT juga agak keliru juga, ya mungkin. Kalau di bawah pasti cost bisa kurang 50 persen, tapi karena elevated, saya tidak tahu kenapa pengambilan kepuusan dulu, tapi sudah terjadi. Tapi buat kita Cibubur ke Bogor pasti lebih murah," ujar Luhut di Kantor Kementerian Perhubungan, Jumat (17/11).
Luhut menjelaskan nantinya ke depan proyek proyek yang ditangani oleh Kementerian Perhubungan bisa dibuat lebih efisien. Hal ini menurut Luhut tidak terlepas dari efisiensi dan perhitungan yang harus lebih rinci dan hati-hati.
Tak hanya itu, menurut Luhut, k edepan Kementerian Perhubungan harus bisa berinovasi dalam membiayai proyek infrastruktur. Luhut menjelaskan porsi APBN tak bisa terus menerus membuat proyek saja. APBN bisa digunakan hanya untuk memicu atau menjadi modal proyek dalam mencari pendanaan.
"Kalau kita mau belajar, anda mau menjiwai sebentar kok itu. APBN, kombinasi APBN dan swasta dan full swasta. Ini ternyata bisa lebih dari yang kita dapat," ujar Luhut.
Selain itu, menurut Luhut pengelompokan proyek juga menjadi salah satu cara, sehingga apabila ingin mencari investor maka penawaran tak hanya satu dua proyek saja, tetapi juga bisa menggunakan paket proyek. Proyek proyek yang mengedepankan integrasi juga dinilai Luhut berguna untuk menjaga efisiensi.