REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berdasarkan data Asosiasi Pengelasan Indonesia Indonesian Welding Society (API-IWS), Indonesia membutuhkan sedikitnya 5.000 tenaga ahli las tiap tahun. Ini untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di industri manufaktur nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung, salah satu lembaga penelitian dan pengembangan Kementerian Perindustrian, memberikan pendidikan dan pelatihan vokasi dalam bidang pengelasan. Kepala B4T Budi Susanto mengatakan, pelatihan pengelasan ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan dari dunia industri yang membutuhkan tenaga kerja terampil dan profesional.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan oleh industri manufaktur saat ini menuntut para tenaga kerja kita untuk menguasai kegiatan pemanufakturan yang dapat mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi. "Termasuk di bidang pengelasan," ujarnya, lewat keterangan resmi, Ahad (12/11).
Budi memaparkan, lulusan B4T mendapatkan sertifikat yang diakui dunia internasional. Ia menyebut, para lulusan tenaga ahli las dari B4T telah banyak yang diterima bekerja di negara-negara Timur Tengah, Afrika Selatan, Eropa, Amerika Serikat, Malaysia, Brunei dan Jepang.
Hingga saat ini, melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, B4T telah menghasilkan sedikitnya 4.600 tenaga ahli las dengan berbagai macam kualifikasi keahlian.