REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja menilai program pemagangan bisa mengatasi masalah angkatan kerja yang kebanyakan lulusan pendidikan rendah. Dari 131,5 juta total angkatan kerja di Indonesia sebanyak 60 persennya diisi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengungkapkan, pihaknya telah berupaya mendorong kualitas setiap lulusan SMK atau SMA dengan membuka program pemagangan. "Itu tidak akan terjadi kalau mereka (angkatan kerja) punya kualitas. Dan mereka bisa memperbaiki karir dan meningkatkan kualitas pekerjaannya," ungkap Hanif melalui siaran pers kepada Republika.co.id, Jumat (10/11).
Hanif menegaskan, Pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan akses dan mutu pelatihan kerja untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan yang ada. Hal itu yakni vokasi maupun re-training sebagai jembatan untuk masuk ke pasar kerja.
Dia menyebut, tujuan utama magang tersebut adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan keterampilan. Hanif juga menyatakan, pemagangan sebagai bagian dari sistem pelatihan nasional. Karena, dalam proses magang peserta dapat mendapatkan keahlian, alih teknologi, dan berbagai keterampilan.
"Jadi di era persaingan, ini menjadi alat pertahanannya adalah Kompetensi," katanya.
Kemenaker bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menciptakan program pemagangan nasional yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Desember tahun 2016 lalu. Pada 2018 ke depan, Kemenaker menargetkan program pemagangan bisa diikuti oleh 400 ribu orang dan dengan melibatkan 4.000 instruktur.