REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- CEO Pelindo III, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengaku, total biaya secara keseluruhan pelabuhan, mulai biaya jasa kapal, penanganan petikemas atau Container Handling Charge (CHC) di Tanjung Perak Surabaya kini lebih rendah 57 persen dibanding pelabuhan di Singapura. Tarif yang lebih murah tersebut diharapkan bisa membuat Pelabuhan Tanjung Perak bisa memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.
"Dengan selisih tarif tersebut diharapkan bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi Pelabuhan Tanjung Perak untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih luas dalam penanganan jasa kepelabuhanan, kata pria yang akrab disapa Ari dalam siaran persnya, Rabu (8/11).
Ari menjelaskan, biaya kompetitif ini bisa dilihat dari kapal petikemas dengan muatan 1.930 boks, dengan kinerja Box Ship per Hours (BSH) sebesar 50 boks per jam. Pengguna jasa hanya dikenakan total biaya oleh Pelabuhan Tanjung Perak sebesar Rp 2,61 miliaran.
"Sedangkan di Pelabuhan Singapura, pengguna jasa dikenakan total biaya sebesar Rp 3,6 miliar," ujar Ari.
Meski begitu, Ari mengakui, Pelabuhan Tanjung Perak masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki agar mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar lainnya. Penataan yang perlu dilakukan seperti penataan alih muat (transhipment), atau proses bongkar muat peti kemas dari kapal ke area penumpukan, hingga waktu tunggu kapal.
"Dukungan dari pemerintah juga diharapkan, agar terus biaya operasional pelabuhan secara keseluruhan dapat ditekan," kata Ari.