REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Starbucks Corp meratakan prakira keuntungan dalam pembukuan kuartal akhir yang mengecewakan pada Kamis (2/11). Dikalahkan oleh pesaing mulai dari penjual butik kopi seperti Intelligentsia dan MCDonald dengan mematikan harga menjadi lebih rendah dari pada Sturbucks.
Dilansir Reuters, Jumat (3/11), investor yang menaruh hartanya di Sturbucks terbuai dengan ekspektasi akan prospek keuntungan. Nyatanya saham turun 3,4 persen dan perdagangan masih akan diperpanjang.
Salah satu penyebab yang menggagalkan penjualan lebih dari 1.100 cafe di Amerika Serikat antaranya badai Harvey dan Irma. Penjualan cafe-cafe di AS turun 2 persen pada kuartal terakhir Oktober. Belum perkiraan analis yang tidak berdampak pada badai akan naik 3 persen.
Eksekutif Sturbucks selama konferensi memastikan kelemahan penjualan toko sama dengan layanan yang lambat dalam melayani pesanan online dengan banyak menu juga pergerakan restoran yang lemah. Perusahaan kopi yang berbasis di Seattle ini memangkas target pendapatan jangka panjang tumbuh 12 persen daripada sebelumnya dari 15 persen menjadi 20 persen.
Sturbucks memangkas biaya dengan mengurangi menu dan menjual beberapa produknya. Perusahaan Starbucks mengumumkan kesepakatan menjual merek dagangnya, teh Tazo, kepada Unilever Plc seharga 3,84 miliar dolar AS.
Analis sudah memeringati Sturbucks dalam proses persaingan yang cukup ketat. Termasuk pada bidang kualitas dan barang yang dijualnya dengan harga tinggi.
Malah CEO Kevin Johnson tidak mengakui perusahaannya bersaing dengan gerai makanan lain yang mematikan harga. "Kami tidak akan turun di tengah," ujarnya.
Gerai swalayan di AS dan toko makanan cepat saji saat ini sedang meningkatkan kualitas dan harga secara massive. McDonald's Corp baru-baru ini menambah menu McCafe dengan macchiatos dan latte serta espresso ukururan kecil seharga 2 dolar AS atau senilai Rp 20 ribu. Tak mau kalah, Dunkin Brands Group Inc menawarkan penawaran spesial untuk sarapan yang lebih murah.
Pada saat yang sama pula saingan pengerajin kopi kelas atas seperti Botol Biru Nestle SA (NESN.S) dan Intelligentia membuka lebih banyak toko.
Dalam 12 bulan terakhir saham Starbucks naik 4 persen sementara indeks S&P 500 naik lebih 20 persen. Total pendapatan bersih turun 0,2 persen menjadi 5,70 miliar dolar AS dibandingkan dengan pendapatan target sebesar 5,80 miliar dolar AS.