Kamis 02 Nov 2017 14:21 WIB

Sri Mulyani: Perbaikan Kemudahan Usaha Harus Lebih Ambisius

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Reuters/Beawiharta
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku, Indonesia patut berbangga karena termasuk dalam 10 negara terbaik dalam perbaikan peringkat kemudahan berbisnis atau EoDB 2018. Indonesia berhasil mencapai peringkat ke-72 atau naik 19 peringkat dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, menurutnya, masih ada sejumlah pekerjaan rumah jika ingin terus memperbaiki peringkat tersebut.

"Seperti yang disampaikan Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution) dan instruksi Presiden Jokowi, kita tetap perlu mencapai peringkat ke-40," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (2/11).

Dalam peringkat EoDB 2018, dua indikator yang berkaitan dengan Kementerian Keuangan justru mengalami penurunan peringkat. Indikator tersebut yakni kemudahan pembayaran pajak yang turun 10 peringkat menjadi posisi ke-114 dan kemudahan perdagangan lintas batas negara yang turun empat peringkat menjadi posisi ke-112.

Sri Mulyani mengaku, masalah perpajakan menyorot kemudahan pelaku bisnis dalam membayar pajak, mempermudah dalam hal estimasi, dan pengembalian lebih bayar.

Sri Mulyani mengaku telah melakukan upaya dengan sistem e-filing dan e-payment. Meski begitu, ia mengaku akan tetap melakukan evaluasi kinerja sistem tersebut.

"Seperti sudah disampaikan walaupun Indonesia sudah membaik dari sisi menggunakan online tapi negara lain juga membaik lebih cepat. Jadi kita juga perlu lebih ambisius lagi perbaikannya," ujar Sri.

Terkait dengan perdagangan lintas batas negara, Sri Mulyani mengaku, justru sistem di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai banyak mendongkrak perbaikan karena pergerakan barang saat ini sudah lebih cepat.

"Namun, dalam movement cross border ini banyak sekali kementerian dan lembaga (K/L) lain. Jadi kita akan terus melakukan koordinasi dengan K/L lain yang bekerja terutama dipelabuhan-pelabuhan," ujar Sri.

Sri mengaku, semangat yang perlu diserap dari peringkat EoDB adalah perbaikan dan kerja fokus. "Kita akan lihat indikatornya apa, cara mengukurnya bagaimana, tapi yang terutamarakyat itu menikmati atau tidak.

Kalau mereka menikmati lebih baik artinya indikator itu memberikan manfaat," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement