REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan mengatakan, pemerintah AS mengkhawatirkan defisit perdagangan dengan Indonesia. Ekspor AS ke Indonesia dikhawatirkan menurun, sementara impor dari Indonesia melonjak.
AS sering mendengar betapa menariknya pasar Indonesia. Tahun lalu para eksportir AS mengirimkan produk-produk pertanian, komponen pesawat terbang, permesinan, serta barang-barang permodalan lain senilai Rp 81 triliun.
Amerika Serikat, ujar dia, juga menjadi pasar penting bagi produk-produk Indonesia. Tahun lalu Indonesia mengirimkan produk-produk tekstil dan pakaian, sepatu, produk-produk karet, elektronik, permesinan, hasil laut, dan furnitur senilai Rp 250 triliun ke AS.
"Perdagangan dua arah ini mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan standar hidup, dan mendatangkan produk-produk dan jasa yang dibutuhkan kedua negara. Namun kami khawatir ekspor AS ke Indonesia akan menurun, sementara ekspor Indonesia ke AS meningkat," Donovan dalam acara US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Kamis, (2/11).
Meski demikian, perusahaan-perusahaan AS, kata Donovan, membantu membentuk kekuatan tulang punggung sektor penerbangan Indonesia selama ini. Sektor penerbangan Indonesia juga terus tumbuh. Perusahaan maskapai penerbangan besar di Indonesia mempercayakan pada pesawat Boeing buatan AS dan mesin buatan AS untuk menghubungkan 17 ribu pulaunya.
Teknologi AS juga membantu Indonesia mewujudkan mimpinya untuk memproduksi kapal terbang dalam negeri. Hal ini seiring kesepakatan Honeywell dan PT Dirgantara Indonesia untuk pembelian 34 unit mesin pesawat yang akan digunakan untuk kapal terbang NC-212 generasi terbaru.