Senin 30 Oct 2017 17:10 WIB

Daya Beli Lemah, Ritel Diprediksi Masih Tertekan Sampai 2018

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
Gerai Lotus Thamrin yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Foto: Farah Nabila Noersativa
Gerai Lotus Thamrin yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Industri ritel diprediksi masih akan tertekan. Ekonom dari institute for development of economics and finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, potensi gerai ritel modern tutup masih akan terus berlangsung sampai pertengahan 2018.

"Kelas menengah bawah daya belinya masih tertekan. Sementara masyarakat atas menghadapi tahun politik, cenderung menahan konsumsinya," ujarnya, saat dihubungi Republika, Senin (30/10).

Namun begitu, Bhima meyakini konsumsi masyarakat pada 2018 akan terdorong oleh belanja pemilu oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu, kata dia, jelang pelaksanaan pesta demokrasi, biasanya banyak calon kepala daerah yang memberikan bantuan sosial pada masyarakat sehingga dapat mendorong konsumsi.

Bhima juga memprediksi pertumbuhan ritel di tahun 2018 akan dimotori oleh belanja di daerah. Prediksi ini didasari pada membaiknya harga komoditas minyak kelapa sawit dan batu bara yang akan mendorong daya beli masyarakat, utamanya di Sumatra dan Kalimantan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement